Minggu, 08 Juli 2012

Review Jurnal


TEORI BELAJAR SOSIAL (SOCIAL LEARNING THEORY) ALBERT BANDURA PENDEKATAN PEMBELAJRAN ALTERNATIF MASA KINI
OLEH: H. Mubin
Di review oleh: Badryantoni
Tulisan ini di tulis oleh penulis karena banyaknya kritikan tajam yang ditujukan pada guru dan lembaga pendidikan yang dianggap gagal dalam mendidik sikap dan moralitasa para murid-muridnya. Padahal dalam masalah ini tidak ada yang patut dipersalahkan  karena kesalahannya terletak pada pendekatan system pembelajarannya, yaitu teori belajar behavioristic, kognitif yang lalu berubah menjadi teori belajar humanistic yang bebas nilai. Mungkin teori belajar yang dibawa oleh Albert Bandura ini dapat melengkapi semua teori diatas karena teori ini muncul akibat tidak kepuasannya terhadap semua teori diatas.
A.    Pendahuluan
Teori belajar yang terkenal dalam psikologi itu dibagi menjadi empat golongan, yaitu:
1.      Teori belajar yang bersifat spekulatif.
2.      Teori belajar yang bersifat behavioristic.
3.      Teori belajar yang bersifat kognitif.
4.      Teori belajar yang bersifat humanistic.
Sedangkan teori Albert Bandura tidak termasuk dalam empat teori besar ini, maka dari itulah H. Mubin merasa perlu menampilkannya, sedangkan saya hanya menjelaskan pemahaman saya mengenai tulisan beliau ini.
Adapun alasan kenapa teori ini merasa perlu diuraikan karena teori-teori modern mengenai teori belajar kebanyakan dipengaruhi oleh teori belajar behavioristic dan teori belajar kognitif yang berdasarkan percobaan pada hewan., lalu dipakai untuk menerangkan tingkah laku belajar manusia. Nah hal inilah yang membuat janggalnya karena manusia berbeda dengan hewan dan tidak bisa disamakan dalam proses belajarnya.
B.     Albert Bandura dan Latar Pemikirannya
Albert Bandura dilahirkan pada tahun 1925 di suatu kota kecil di provinsi Siberta, Kanada. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana mudanya di Universitas British Columbia, dan kemudian menyelesaikan pendidikan sarjananya dalam bidang psikologi di Universitas lowa. Bandura merupakan tokoh yang bisa dikatakan tokoh yang mudah terkenal dengan teorinya. Di Universitas lowa inilah ia menjadi mahasiswa bersama-sama dengan Robert Sears yang juga dikenal sebagai salah satu pemuka teori belajar.
Adapun latar belakang pemikirannya tentang teori belajar social ini ialah analisa Bandura terhadap teori belajar yang mempergunakan eksperimennya terhadap hewan-hewan, artinya manusia itu disamakan dengan hewan yang sebenarnya hewan bukanlah makhluk social dan juga bukan makhluk yang mempunyai akal akan tetapi, hewan  itu mempunyai instink bukan akal. Maka dari itu menurut Bandura apa yang dikaji oleh Thorndike dan kawan-kawannya dari aliran behavioristic itu perlu pengkajian ulang.
Teori belajar yang mengatakan bahwa belajar adalah proses kemapuan sedikit demi sedikit  organisme dalam memperoleh pengalaman dan pengetahuan, teori rial dan error juga sangat cocok sekali dengan hewan, tapi tidak buat manusia  karena manusia mempunyai kemampuan kogniis dan berfikir. Jadi Bandura menyatakan dalam teori sosialnya bahwa manusia atau seseorang itu bisa lebih cepat dalam mengamati atau melihat tingkah laku orang laib atau sesuatu hal tidka perlu harus melakukan dulu berulang-ulang baru mengetahui.
C.    Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Bandura menyatakan dalam bukunya bahwa teori belajar social itu mengutamakan proses belajar melalui emapt komponen pengamatan, yaitu:
1.      Memperhatikan
Memperhatikan merupakan kegiatan yang penting dilakukan apabila ingin melakukan sesuatu atau menirukan orang. Maka apabila seseorang tertarik itu tertarik pada sesuatu hal maka dia akan memperhatikan hal tersebut. Selain itu memperhatikan ini akan timbul jika kebutuhan-kebutuhan atau minat-minat pribadi muncul dan sebaliknya apabila tidak ada maka proses memperhatikan tidak akan terjadi.
2.      Mencamkan
Setelah memperhatikan maka dicamkan atau disimpan. Jadi ketertarikan kita terhadap suatu hal itu membuat kita otomatis memperhatikan setelah memperhatikan maka kita camkan (simpan/ingat) apa yang kita perhatikan tadi. Hal karena adanya rangsangan antara satu rangasangan dengan rangsangan lain.
Proses mendapatkan symbol-simbol dari emncamkan itu banyak caranya bias melaui pengamatan visual, audio visual dan verbalisasi.
3.      Mereproduksi Gerak Motoric
Apabila kita sudah memperhatikan lalu mencamkan terhadap suatu hal yang membuat kita tertarik tadi, maka langkah selanjutnya adalah mereproduksi gerak motoric. Hal ini berhubungan langsung dengan fisik dan memerlukan fisik, artinya fisik juga harus menunjang dalam melakukan gerak tersebut. Misalnya seorang anak tertarik melihat bapaknya mencangkul lalu dia memperhatikan bapaknya terus mencamkan atau mengingat bagaimana cara mencangkul itu, setelah dia ingat lalu dia ingin mempraktekkannya nah disinilah reproduksi gerak apabila itu masih kecil maka dia tidak mengangkat cangkul seperti bapaknya kecuali dia sudah besar.
4.      Ulangan-ulangan dan Motivasi
Setelah seseorang melakukan pengamatan terhadap suatu model atau sesuatu hal yang menarik baginya atau tidak, lalu mencamkannya. Nah apakah setelah melakukan kedua hal tadi lalu dia mereproduksi gerak dalam tingkah laku nyata atau tidak?. Mereproduksi gerak dalm kenyataan inilah yang memerlukan motivasi, misalnya seseorang itu akan mereproduksi apabila dapat hadiah dulu tapi apabila dia tidak melakukannya lambat laun itu akan menghilangkan motivasinya.
Selain motivasi, perlu juga ia mengulang perbuatannya itu agar bisa memperkuat ingatannya dan bisa memperlihatkan tingkah laku sebagai hasil meniru suatu model. Mengulang suatu perbuatan untuk memperkuat perbuatan yang sudah ada, agar tidak hilang, disebut”ulangan-penguatan” (reinforcement). Kemauan untuk melakukan ulangan-penguatan bergantung pada keadaan dan dorongan pribadi. Selain itu anak lebih suka meniru orang-orang terdekatnya seperti bapak dan ibunya serta guru-guru yang mengajarinya disekolah maka karena hal inilah kita harus memperhatikan tingkah lakunya dan pergaulannya serta menjaganya agar tidak melenceng dari hal-hal ynag baik.
Peniuruan akan mudah apabila anak mendapat hadiah kalau menirukan tokoh-tokoh yang dijadikan model karena memperoleh pujian dan hadiah tersebut mereka termotivasi akan hal itu.
D.    Teori Sosial Belajar dan Pendekatan di Sekolah saat ini
Teori Albert Bnadura ini berbeda dengan teori belajar yang ada, teori ini memberikan patokan arah belajar yaitu kea rah perkembangan dan kepribadian anak yang memerlukan kerangka nilai-nilai social, budaya dan moral dan tidak mengajarkan seperti salah satu teori yang menyebutkan bahwa anak harus mengabaikan pengaruh dari luar karena hak individual.
Penulis berpendapat bahwa pendekatan pendidikan disekolah kita sekarang ini nampaknya menganut teori belajar kognitif yang diambil dari psiklogi gestalt. CBSA baru saja lenyap , tai kurikulum masih menekankan penguasaan pengetahuan yang bersifat global-konitif dengan lebih banyak menyerahkan kepada anak didik untuk mengolah sendiri pengetahuna yang mereka dapat. Ini mengakibatkan kebingungan pada anak dalam mengolah dan informasi atau pengetahuan yang mereka punya karena mereka masih butuh pembimbing dan kjuga kurangnya model-model panutan khususnya dalam pemecahan masalah.
Para guru kebanyakan menghabsikan waktunya untuk mengajarkan sejumlah pokok bahasan, ditambah setumpuk tugas-tugas administrasi keguruan yang wajib dikerjakan sehingga porsi waktunya untuk mendidik atau memperbaiki kelakuan anak dan pelajaran yang kurang dipahami anak bahkan yang tidak dimengerti anakhampir-hampir tidak ada kesempatan. Saat ini sediki sekali guru yang bisa dijadikan contoh teladan yang baik.
Disini disebutkan bahwa guru itu bermacam-macam, ada guru yang mengajarkan pengetahuan, ada guru yang pamer pengetahuan di depan kelas, ada guru panutan dan adajuga guu badutan. Seharusnya guru yang dikehendaki  itu ialah
1.      Guru harus menjadi contoh.
2.      Guru harus merupakan personifikasidari nilai-nilai yang telah disepakati bersama.
Guru-guru dengan model yang lebih baru atau progressif boleh saja muncul dengan perkembangan-perkembangan suatu bangsa, tetapibagi kita Indonesia model yang baru itu haruslah tetap mengakomodasi dan menyerap karakteristik-karakteristik tertentu yang diwariskanoleh guru-guru terbaik dari generasi terdahulu. Dan menurut penulis teori albert Banduradapat dipakai menjadi salah satu alternative usaha memperbaiki system pembelajran di ssekolah khususnya  dan inovasi kurikulum pada umumnya.
E.     Penutup
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa teori Albert Bandura merupakan teori yang bias menjadi alternative pembaharuan system pendidikan di negeri kita ini Indonesia yang diakibatkan oleh teoribeljara behavioristic, kognitif yang memunculkan problem-priblem.
Teori Bndura proses belajanya mempunyai empat tahapan yaitu memperhatikan, mencamkan, mereproduksi gerak motoric, ulangan-ulangan dan motivasi. Selain itu melakukan perubahan apda anak haruslah memberikan model yang baik agar anak tidka kebingunan dalam menirukan siapa, serta model yang baik dan terdekat adalah orang tua dan guru.
Demikianlah jurna dari H. Mubin yang dapat saya paparkan, saya tagu dalam reviuw ini masih banyak kekurangan. Tapi kalau saya boleh berpendapat teori Albert Bandura ini memang menarik dan sepertinya bias dijadikan alat untuk memperbaiki system kurikulum kita. Dilihat dari isisnya meamng teori ini berdasarkn kepada kemampuan manusia asli tidak seperti teori lainnya yang bahan eksperimennya hewan lalu diterapkan kepda manusia, tapi kebenaran hanyalah milik Alllah dan sebuah teori itu benar dan tepat tidkanya tergantung pada penggunanya serta sikon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar