BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku
anak didik di sekolah, menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola
kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya
mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pengajaran pun
sukar untuk dicapai. Hanya ini kiranya
tidak perlu terjadi, karena usaha yang dapat dilakukan masih terbuka lebar.
Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan jumlah anak didik di kelas.
Mengaplikasikan beberapa prinsif
pengelolan kelas adalah upaya lain yang tidak bisa diabaikan begitu
saja. Pendekatan terpilih mutlak dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan
interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembalajaran pun dapat
dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Hanya sayangnya pengelolaan yang
baik tidak selamanya dapat dipertahankan, disebabkan pada kondisi tertentu ada
gangguan yang tidak dikehendaki datang dengan tiba-tiba. Suatu gangguan yang
datang dengan tiba-tiba dan di luar
kemampuan guru adalah kendala spontanitas suasana kelas biasanya terganggu yang
ditandai dengan pecahnya konsentrasi anak didik. Setelah peristiwa itu tugas
guru adalah bagaimana supaya anak didik kembali belajar dengan memperhatikan
tugas belajar yang diberikan oleh guru.
Masalah pengelolaan kelas memang masalah
yang tidak pernah absen dari agenda kegiatan guru. Semua itu tidak lain guna
kepentingan belajar anak didik. Masalah lain yang juga selalu guru gunakan
adalah masalah pendekatan. Hampir tidak pernah ditemukan dalam suatu pertemuan,
seorang guru tidak melakukan pendekatan tertentu terhadap semua anak didik.
Karena disadari bahwa pendekatan dapat
mempengaruhi hasil kegiatan belajar mengajar. Bila begitu akibat yang
dihasilkan dari penggunaan suatu pendekatan, maka guru tidak sembarangan
memilih dan menggunakannya.
B. Perumusan masalah
1.
Pengertian Manajemen
- Proses Pengelolaan atau Manajemen Kelas pembahasannya meliputi :
a). Pengertian pengelolaan kelas
b). Pengelolaan kelas
c). Tujuan pengelolaan kelas
d). Peranan guru dalam pengelolaan kelas
e). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas
f). Penataan ruang kelas
g). penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal
h). Masalah Pengelolaan Kelas
i). Pengelolaan kelas yang efektif
C. Metode Penulisan
Research library, dengan mengutip dari buku-buku dan penyusun
simpulkan dalam bentuk makalah.
D. Tujuan penulisan
- Untuk mengetahui pengertin manajemen
- Untuk mengetahui pengertian pengelolaan kelas
- Untuk mengetahui cara pengelolaan kelas
- Untuk mengetahui tujuan pengelolaan kelas
- Untuk mengetahui peranan guru dalam pengelolaan kelas
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas
- Untuk mengetahui penataan kelas
- Untuk mengetahui masalah pengelolaan kelas
- Untuk mengetahui pengelolaan kelas yang efektif
BAB II
PEMBAHASAN
PROSES MANAJEMEN KELAS
A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “managiare” yaitu proses menggerakkan
orang melakukan sesuatu pekerjaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengarahan, pengkoordinasian dan pengelolaan.[1]
B. Proses Pengelolaan atau Manajemen Kelas
1. Pengertian pengelolaan kelas
Pengelolaan
kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Kata pengelolaan
diartikan “Manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris,
yaitu “Management” yaitu ketatalaksanaan dan tata pimpinan[2].
Arikonto (1992)
berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru
(penaggung jawab) dalam membantu murid sehingga dicapai kondisi optimal
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seperti yang di harapkan.[3]
Abdurrahman menyatakan bahwa Pengelolaan kelas
itu adalah semua upaya dan tindakan guru dalam membina dan memodalisasi serta
menggunakan sumber daya kelas secara optimal, selektif dan efesien untuk
menciptakan kondisi atau menyelesaikan problema kelas agar proses belajar
mengajar dapat berlangsung wajar[4]. Dari pengertian di atas, maka kita dapat mengambil suatu
kesimpulan bahwa petugas yang terkait dalam pengelolaan kelas adalah guru kelas
atau guru bidang studi yang langsung bertanggung jawab dalam mengadakan
diagnosa dan menentukan tindakan yang akan diambil.
2.
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan salah
satu faktor penting untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal di dalam
kelas. Sejumlah siswa yang mengikuti mata pelajaran sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran perlu di atur, di arahkan dan dipengaruhi dalam satu interaksi
belajar mengajar.[5]
Dan Gurulah sebagai penanggung jawab pembelajaran di dalam kelas tersebut[6].
Pengelolaan
kelas dapat diartikan sebagai prasyarat terjadinya kegiatan belajar mengajar
dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran sehingga dapat dikatakan
pengelolaan kelas yang berhasil akan mampu menciptakan kondisi optimal dalam
kelas, sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
Pada dasarnya usaha pengelolaan kelas agar bisa lebih berkembang, haruslah guru
yang mampu mendayagunakan secara optimal potensi kelas. Potensi kelas itu terdiri
atas guru, siswa dan proses belajar mengajar dan dinamika kelas.[7]
3. Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada
hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan
pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan
belajar mengajar siswa dalam lingkunga sosial, emosional, dan intelektual dalam
kelas. Fasilitas yang di sediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja,
sehingga terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional dan sikap
serta apresiasi pada siswa.
Suharsimi
Arikonto ( 1988,86 ) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai
tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurutnya, sebagai indicator
dari sebuah kelas yang tertib apabila :
a.
Setiap anak terus bekerja, tidak
macet.
b.
Setiap anak terus melakukan
pekerjaan tanpa membuang waktu.
Sehubungan dengan peranannya sebagai manajer
dalam kelas, guru harus mampu mengelola kelas karena kelas merupakan lingkungan belajar serta
merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisir. Dengan
demikian pada dasarnya peranan guru sebagai pengelola kelas dapat dibagi
ke dalam empat bagian, yaitu :
a. Merencanakan
b. Memimpin
c. Mengorganisasikan
d. Mengawasi
Dengan melihat peranan guru sebagai pengelola
kelas di atas, maka guru sebagai pengelola berperan sebagaia perencana, yang
dimaksud disini adalah menyusun tujuan belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh Winarno Surachmad dalam bukunya bahwa Tujuan merupakan suatu
hal pokok yang diketahui dan disadari betul oleh seorang guru sekolah mulai
mengajar. Pekerjaan seorang guru untuk menentukan
apakah fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin di atas setelah berhasil
mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat
diwujudkan, maka guru harus menilai dengan mengatur kembali situasinya, akan
tetapi bukan berarti mengubah tujuan.
Dari keterangan di atas, maka
dapat dipahami bahwa perencanaan merupakan kegiatan pokok seorang pengelola dan
sebagai kesulitannya adalah memperkirakan tuntunan, kegiatan tujuan, menulis
silabus kegiatan instruksional, menetapkan urutan topik-topik yang harus
dipelajari, mengalokasikan waktu yang tersedia, dan menganggarkan sumber-sumber
yang di lakukan.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengelolaan Kelas
Berbagai faktor yang menyebabkan
merumitkan dalam pengelolaan kelas secara
umum dibagi menjadi dua faktor yatu : faktor interen siswa dan eksteren
siswa. Faktor interen siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan
prilaku. Kepribadian siswa dengan ciri-ciri khusunya masing-masing menyebabkan
siswa berbeda dari segi aspek, yaitu perbedaan biologis, intelektual dan
psikologis. Sedangkan
faktor ekstern siswa terkait dengan pengelolaan suasana laingkungan
belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa. Jumlah siswa dikelas. Masalah
siswa di kelas misalnya dua puluh orang ke atas cenderung lebih mudah terjadi
konflik.[8]
Dari uraian di atas dapat
dipahami bahwa terjadinya kekacauan di kelas disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhinya yaitu intern dan eksteren siswa dan untuk mengatasi terjadinya
kekacauan di kelas diperlukan adanya usaha dari guru dalam rangka memperkecil
masalah gangguan dalam pengelolaan kelas.
6. Penataan Ruang Kelas
Agar tercipta suasana belajar yang
menggairahkan, perlu diperhatikan penagaturan dan penataan ruang kelas/belajar.
Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk
berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa
dalam belajar. Dalam masalah pengaturan tempat duduk, pengaturan alat-alat
pengajaran, penataan keindahan dan keberhasilan kelas, pentilasi serta
cahaya.
a. Pengaturan tempat duduk
Dalam belajar tempat duduk sangatlah
berpengaruh. Bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu
besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa, maka
akan dapat belajar dengan tenang.
Penulis berpendapat bahwa sebaiknya yang
pendek, yang terganggu pendengarannya, dan terganggu penglihatannya ditempatkan
dibagian depan sebaliknya siswa yang tinggi ditempatkan dibagian belakang.
b.
Pengaturan
alat-alat pengajaran
Alat-alat pengajaran di kelas yang harus diatur
sebagai berikut:
1). Perpustakaan kelas
a). Sekolah yang maju ada perpustakaan disetiap
kelas
b). Pengaturannya bersama-sama siswa
2). Alat-alat peraga media pengajaran
a). Alat peraga atau media pengajaran semestinya
dilakukan dikelas agar memudahkan dalam penggunaannya
b). Pengaturannya bersama-sama siswa
3). Papan tulis, kapur tulis dan lain-lain
a). Ukurannya disesuaikan
b). Warnanya harus kontras
c). Penampakannya memperhatikan estetika dan
terjangkau oleh semua siswa
4). Papan presentasi siswa
a). Ditempatkan dibagian depan sehingga dapat
dilihat oleh semua siswa
b). Difungsikan sebagaimana mestinya.
c). Penataan keindahan dan kebersihan kelas
c.
Penataan
Keindahan dan Kebersihan Kelas
1). Hiasan dinding (panjang kelas) hendaknya
dimamfaatkan untuk kepentingan pengajaran, misalnya :
a). Burung garuda
b). Teks proklamasi
c). Slogan pendidikan
d). Para pahlawan
e). Peta/globe
2). Penempatan lemari
a). Untuk buku di depan
b). Alat-alat peraga di belakang
3). Pemeliharaan kebersihan
a). Siswa bergiliran untuk membersihkan kelas
b). Guru memeriksa kebersihan ketertiban kelas
d.
Ventilasi
dan tata cahaya
1). Ada ventilasi yang sesuai dengan ruang kelas
2). Sebaiknya tidak merokok
3). Pengaturan adanya perlu dipehatikan
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa untuk
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi siswa dalam belajar, hal-hal
tersebut dijadikan pegangan.
7. Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal
Keterampilan ini berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal tersebut yang meliputi
keterampilan sebagai berikut:
a.
Menunjukkan
sikap tanggap
Tanggap terhadap perhatian, keterlibatan,
ketidak acuhan, dan ketidak terlibatan siswa dalam tugas-tugas di
kelas. Siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka
perbuat. Kesan ketanggapan ini dapat diajukan dengan berbagai cara seperti
berikut:
1).
Memandang secara seksama
2).
Gerak mendekati
3).
Memberikan pernyataan
4).
Memberi reaksi terhadap gangguan dan kekacauan siswa
b.
Memberi
perhatian
c.
Memusatkan
perhatian kelompok
Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara :
1). Menyiagan siswa
2). Menuntut tanggung jawab siswa
d.
Memberikan
petunjuk-petunjuk yang jelas
Hal ini menunjukkan dengan cara guru dalam
memberikan petunjuk agar jelas dan singkat dalam pelejaran sehingga tidak
terjadi kebingungan pada diri siswa
e.
Menegur
Apabila terjadi tingkah laku siswa yang
menganggu kelas atau kelompok dalam kelas, hendaknya guru menegurnya secara
verbal. Teguran verbal yang efektif ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1). Tegas dan jelas tertuju kepada
siswa yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang
2). Menghindari peringatan yang kasar
dan menyakitkan atau yang mengandung penghinaan.
3). Menghindari ocehan atau ejekan,
lebih-lebih yang berkepanjangan.
f.
Memberi
penguatan
Dalam hal ini guru dapat menggunakan dua macam
cara sebagai berikut :
1). Guru dapat memberikan penguatan
kepada siswa yang mengganggu,
2). Guru dapat memberikan penguatan
kepada siswa yang bertingkah laku wajar dan dengan demikian menjadi contoh atau
teladan tentang tingkah laku positif bagi siswa yang suka mengganggu.
8.
Masalah Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas bukanlah hal yang mudah dan ringan.
Jangankan bagi guru yang baru menerjunkan diri ke dalam dunia pendidikan, bagi
guru yang professional pun sudah merasakan betapa sukarnya mengelola kelas.
Namun begitu tidak pernah guru merasa jenuh dan jera mengelola kelas setiap
kali mengajar di kelas.[10]
Maka masalah dalam pengelolaan kelas bisa di kelompokkan menjadi dua kategori
yaitu:
a.
Masalah dari individual
1)
Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian
orang lain.
2)
Tingkah laku yang menunjukkan kekuatan.
3)
Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang
lain.
4)
Peragaan ketidakmampuan.
b.
Masalah dari kelompok
1)
Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang
anggotanya.
2)
Membesarkan hati anggota kelas yang justru
melnggar norma kelompok.
3)
Kelas kurang mampu menyesuaikan diri keadaan
yang baru.
4)
Kelas kurang kohesif
5)
Semangat kerja rendah
Dalam
menghadapi masalah diatas Guru
dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang
muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidak
patuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.
9. Pengelolaan Kelas yang Efektif
Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas yang
efektif perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tetentu,
yamg di lengkapi olehtugas-tugas dan di arahkan oleh guru.
b. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tetentu, tetapi bagi semua anak atau
kelompok.
c. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan
perilaku-perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu.
d. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota.
e. Praktek guru waktu belajar
cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa.
f. Struktur
kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara guru
mengelola, baik untuk mereka yag tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang
apatis, masa bodoh atau bermusuhan.
Pengelolaan kelas yang efektif bila guru maupun
memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang
sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Visual dan Verbal.
Selain itu pengendalian kondisi belajar yang
optimal diperlukan juga. Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru
terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila
terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru
telah menggunakan tingkah laku dan respons yang sesuai, guru dapat meminta
bantuan kepada kepala sekolah atau orang tua siswa.
Bukanlah kesalahan profesional guru apabila ia
tidak dapat menangani setiap problema siswa di dalam kelas. Namun pada tingkat
tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan
terhadap tingkah laku siswa yang terus-menerus menimbulkan gangguan. Adapun
strategi tersebut adalah :
a.
Modifikasi tingkah laku
b.
Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan
masalah kelompok dengan cara: Memperlancar tugas-tugas dan Memelihara
kegiatan-kegiatan kelompok.
c.
Memungkinkan pendidikan/guru menilai
aktivitas/pengalaman yang didapat.
d.
Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi adalah :
a. Merangsang
kegiatan siswa
b. Menemukan
sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
c. Memberikan
bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan bakat siswa yang
bersangkutan.
d. Memperoleh
bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga
pendidikan.
e. Untuk
memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar.
BAB III
PENUTUP
Simpulan:
1. Manajemen
berasal dari kata “managiare” yaitu proses menggerakkan orang melakukan sesuatu
pekerjaan.
2.
Menurut Arikonto, pengelolaan kelas adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh guru (penaggung jawab) dalam membantu murid
sehingga dicapai kondisi optimal pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seperti
yang di harapkan. Sedangkan, Abdurrahman menyatakan
bahwa Pengelolaan kelas itu adalah semua upaya dan tindakan guru dalam membina
dan memodalisasi serta menggunakan sumber daya kelas secara optimal, selektif
dan efesien untuk menciptakan kondisi atau menyelesaikan problema kelas agar
proses belajar mengajar dapat berlangsung wajar.
3. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas
bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar siswa dalam lingkunga sosial,
emosional, sdan intelektual dalam kelas.
4. Pengelolaan kelas secara umum dibagi menjadi dua faktor
yatu : faktor interen siswa dan eksteren siswa.
5.
Masalah dalam pengelolaan kelas bisa di
kelompokkan menjadi dua kategori yaitu:
masalah dari individual dan dari kelompok.
6.
Pengelolaan kelas yang efektif bila guru maupun
memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang
sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Visual dan
Verbal.
DAFTAR PUSTAKA
Syarifuddin, Irwan Nasution.2005.Manajemen
Pembelajaran,Ciputat:Quantum Teaching.
Zain,Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah.1995.Strategi
Belajar Mengajar,Jakarta:Rineka Cipta.
Abdurrahman.1991.Pengelolaan Kelas,
Makassar:Fakultas Tarbiyah UIN
Alauddin .
Winarno
Surachmad.1986. Pengantar
Interaksi Belajar Mengajar, Ed.
V. Bandung : Tarsito.
[2]Syaiful
Bahri Jawarah dan Aswar Sain, Starategi Belajar Mengajar, (Cet. II;
Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), h. 96.
[5]Syaiful
Bahri Jawarah dan Aswar Sain, Starategi Belajar Mengajar, (Cet. II;
Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), hlm.
96.
[6]Syaiful
Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif (Cet. I; Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2002) hlm. 172.
[8] Winarno
Surachmad, Pengantar Interaksi
Belajar Mengajar (Ed. V. Bandung : Tarsito, 1986).
hlm. 39.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar