Minggu, 08 Juli 2012

mengelola kelas


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah, menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pengajaran pun sukar untuk dicapai.  Hanya ini kiranya tidak perlu terjadi, karena usaha yang dapat dilakukan masih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan jumlah anak didik di kelas. Mengaplikasikan beberapa prinsif  pengelolan kelas adalah upaya lain yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Pendekatan terpilih mutlak dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembalajaran pun dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Hanya sayangnya pengelolaan yang baik tidak selamanya dapat dipertahankan, disebabkan pada kondisi tertentu ada gangguan yang tidak dikehendaki datang dengan tiba-tiba. Suatu gangguan yang datang  dengan tiba-tiba dan di luar kemampuan guru adalah kendala spontanitas suasana kelas biasanya terganggu yang ditandai dengan pecahnya konsentrasi anak didik. Setelah peristiwa itu tugas guru adalah bagaimana supaya anak didik kembali belajar dengan memperhatikan tugas belajar yang diberikan oleh guru.
Masalah pengelolaan kelas memang masalah yang tidak pernah absen dari agenda kegiatan guru. Semua itu tidak lain guna kepentingan belajar anak didik. Masalah lain yang juga selalu guru gunakan adalah masalah pendekatan. Hampir tidak pernah ditemukan dalam suatu pertemuan, seorang guru tidak melakukan pendekatan tertentu terhadap semua anak didik. Karena  disadari bahwa pendekatan dapat mempengaruhi hasil kegiatan belajar mengajar. Bila begitu akibat yang dihasilkan dari penggunaan suatu pendekatan, maka guru tidak sembarangan memilih dan menggunakannya.
B.     Perumusan masalah
1.      Pengertian Manajemen
  1. Proses Pengelolaan atau Manajemen Kelas pembahasannya meliputi :
a). Pengertian pengelolaan kelas
b). Pengelolaan kelas
c). Tujuan pengelolaan kelas
d). Peranan guru dalam pengelolaan kelas
e). Faktor-faktor  yang mempengaruhi pengelolaan kelas
f). Penataan ruang kelas
g). penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
h). Masalah Pengelolaan Kelas
i). Pengelolaan kelas yang efektif
C.    Metode Penulisan
Research library, dengan mengutip dari buku-buku dan penyusun simpulkan dalam bentuk makalah.
D.    Tujuan penulisan
  1. Untuk mengetahui pengertin manajemen
  2. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan kelas
  3. Untuk mengetahui cara pengelolaan kelas
  4. Untuk mengetahui tujuan pengelolaan kelas
  5. Untuk mengetahui peranan guru dalam pengelolaan kelas
  6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas
  7. Untuk mengetahui penataan kelas
  8. Untuk mengetahui masalah pengelolaan kelas
  9. Untuk mengetahui pengelolaan kelas yang efektif


BAB II
PEMBAHASAN
PROSES MANAJEMEN KELAS
A.  Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “managiare” yaitu proses menggerakkan orang melakukan sesuatu pekerjaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengarahan, pengkoordinasian dan pengelolaan.[1]
B.  Proses Pengelolaan atau Manajemen Kelas
1.      Pengertian pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Kata pengelolaan diartikan “Manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu “Management” yaitu ketatalaksanaan dan tata pimpinan[2].
Arikonto (1992) berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru (penaggung jawab) dalam membantu murid sehingga dicapai kondisi optimal pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seperti yang di harapkan.[3]
Abdurrahman menyatakan bahwa Pengelolaan kelas itu adalah semua upaya dan tindakan guru dalam membina dan memodalisasi serta menggunakan sumber daya kelas secara optimal, selektif dan efesien untuk menciptakan kondisi atau menyelesaikan problema kelas agar proses belajar mengajar dapat berlangsung wajar[4]. Dari pengertian di atas, maka kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa petugas yang terkait dalam pengelolaan kelas adalah guru kelas atau guru bidang studi yang langsung bertanggung jawab dalam mengadakan diagnosa dan menentukan tindakan yang akan diambil.

2.      Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan salah satu faktor penting untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal di dalam kelas. Sejumlah siswa yang mengikuti mata pelajaran sama untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu di atur, di arahkan dan dipengaruhi dalam satu interaksi belajar mengajar.[5] Dan Gurulah sebagai penanggung jawab pembelajaran di dalam kelas tersebut[6]. Pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai prasyarat terjadinya kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran sehingga dapat dikatakan pengelolaan kelas yang berhasil akan mampu menciptakan kondisi optimal dalam kelas, sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Pada dasarnya usaha pengelolaan kelas agar bisa lebih berkembang, haruslah guru yang mampu mendayagunakan secara optimal potensi kelas. Potensi kelas itu terdiri atas guru, siswa dan proses belajar mengajar dan dinamika kelas.[7]
3.      Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar siswa dalam lingkunga sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang di sediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, sehingga terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap  serta apresiasi pada siswa.
Suharsimi Arikonto ( 1988,86 ) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurutnya, sebagai indicator dari sebuah kelas yang tertib apabila  :
a.       Setiap anak terus bekerja, tidak macet.
b.      Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu.


Sehubungan dengan peranannya sebagai manajer dalam kelas, guru harus mampu mengelola kelas karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisir.  Dengan demikian  pada dasarnya peranan guru sebagai pengelola kelas dapat dibagi ke dalam empat bagian, yaitu :
a. Merencanakan
b. Memimpin
c. Mengorganisasikan
d. Mengawasi
Dengan melihat peranan guru sebagai pengelola kelas di atas, maka guru sebagai pengelola berperan sebagaia perencana, yang dimaksud disini adalah menyusun tujuan belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Winarno Surachmad dalam bukunya bahwa Tujuan merupakan suatu hal pokok yang diketahui dan disadari betul oleh seorang guru sekolah mulai mengajar. Pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin di atas setelah berhasil mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat  diwujudkan, maka guru harus menilai dengan mengatur kembali situasinya, akan tetapi bukan berarti mengubah tujuan.
Dari keterangan di atas, maka dapat dipahami bahwa perencanaan merupakan kegiatan pokok seorang pengelola dan sebagai kesulitannya adalah memperkirakan tuntunan, kegiatan tujuan, menulis silabus kegiatan instruksional, menetapkan urutan topik-topik yang harus dipelajari, mengalokasikan waktu yang tersedia, dan menganggarkan sumber-sumber yang di lakukan.
5.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
Berbagai faktor yang menyebabkan merumitkan dalam pengelolaan kelas secara umum dibagi menjadi dua faktor  yatu : faktor interen siswa dan eksteren siswa. Faktor interen siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan prilaku. Kepribadian siswa dengan ciri-ciri khusunya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari segi aspek, yaitu perbedaan biologis, intelektual dan psikologis. Sedangkan faktor ekstern siswa terkait dengan pengelolaan  suasana laingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa. Jumlah siswa dikelas. Masalah siswa di kelas misalnya dua puluh orang ke atas cenderung lebih mudah terjadi konflik.[8]
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa terjadinya kekacauan di kelas disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu intern dan eksteren siswa dan untuk mengatasi terjadinya kekacauan di kelas diperlukan adanya usaha dari guru dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas.
6.      Penataan Ruang Kelas
Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan penagaturan dan penataan ruang kelas/belajar. Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar. Dalam masalah pengaturan tempat duduk, pengaturan alat-alat pengajaran, penataan keindahan dan keberhasilan kelas, pentilasi  serta cahaya.
a.      Pengaturan tempat duduk
Dalam belajar tempat duduk sangatlah berpengaruh. Bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa, maka akan dapat belajar dengan tenang.
Penulis berpendapat bahwa sebaiknya yang pendek, yang terganggu pendengarannya, dan terganggu penglihatannya ditempatkan dibagian depan sebaliknya siswa yang tinggi ditempatkan dibagian belakang.


b.      Pengaturan alat-alat pengajaran
Alat-alat pengajaran di kelas yang harus diatur sebagai berikut:
1). Perpustakaan kelas
a). Sekolah yang maju ada perpustakaan disetiap kelas
b). Pengaturannya bersama-sama siswa
2). Alat-alat peraga media pengajaran
a). Alat peraga atau media pengajaran semestinya dilakukan dikelas agar memudahkan dalam penggunaannya
b). Pengaturannya bersama-sama siswa
3). Papan tulis, kapur tulis dan lain-lain
a). Ukurannya disesuaikan
b). Warnanya harus kontras
c). Penampakannya  memperhatikan estetika dan terjangkau oleh semua siswa
4). Papan presentasi siswa
a). Ditempatkan dibagian depan sehingga dapat dilihat oleh semua siswa
b). Difungsikan sebagaimana mestinya.
c). Penataan keindahan dan kebersihan kelas
c.       Penataan Keindahan dan Kebersihan Kelas
1). Hiasan dinding (panjang kelas) hendaknya dimamfaatkan untuk kepentingan pengajaran, misalnya :
a). Burung garuda
b). Teks proklamasi
c). Slogan pendidikan
d). Para pahlawan
e). Peta/globe
2). Penempatan lemari
a). Untuk buku di depan
b). Alat-alat peraga di belakang
3). Pemeliharaan kebersihan
a). Siswa bergiliran untuk membersihkan kelas
b). Guru memeriksa kebersihan ketertiban kelas
d.      Ventilasi dan tata cahaya
1). Ada ventilasi yang sesuai dengan ruang kelas
2). Sebaiknya tidak merokok
3). Pengaturan adanya perlu dipehatikan
4). Cahaya yang masuk harus cukup[9].
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi siswa dalam belajar, hal-hal tersebut dijadikan pegangan.
7.     Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
Keterampilan ini  berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal tersebut yang meliputi keterampilan sebagai berikut:
a.      Menunjukkan sikap tanggap
Tanggap terhadap perhatian, keterlibatan, ketidak acuhan, dan ketidak terlibatan siswa dalam  tugas-tugas  di kelas. Siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat. Kesan ketanggapan ini dapat diajukan dengan berbagai cara seperti berikut:
1).   Memandang secara seksama
2).   Gerak mendekati
3).   Memberikan pernyataan
4).   Memberi reaksi terhadap gangguan dan kekacauan siswa
b.      Memberi perhatian
c.       Memusatkan perhatian kelompok
Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara :
1).   Menyiagan siswa
2).   Menuntut tanggung jawab siswa
d.      Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
Hal ini menunjukkan dengan cara guru dalam memberikan petunjuk agar jelas dan singkat dalam pelejaran sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri siswa
e.       Menegur
Apabila terjadi tingkah laku siswa yang menganggu kelas atau kelompok dalam kelas, hendaknya guru menegurnya secara verbal. Teguran verbal yang efektif ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1).   Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang
2).   Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang mengandung penghinaan.
3).   Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
f.       Memberi penguatan
Dalam hal ini guru dapat menggunakan dua macam cara sebagai berikut :
1).   Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang mengganggu,
2).   Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang bertingkah laku wajar dan dengan demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku positif bagi siswa yang suka mengganggu.
8.      Masalah Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas bukanlah hal yang mudah dan ringan. Jangankan bagi guru yang baru menerjunkan diri ke dalam dunia pendidikan, bagi guru yang professional pun sudah merasakan betapa sukarnya mengelola kelas. Namun begitu tidak pernah guru merasa jenuh dan jera mengelola kelas setiap kali mengajar di kelas.[10] Maka masalah dalam pengelolaan kelas bisa di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu:
a.       Masalah dari individual
1)      Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain.
2)      Tingkah laku yang menunjukkan kekuatan.
3)      Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain.
4)      Peragaan ketidakmampuan.
b.      Masalah dari kelompok
1)      Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.
2)      Membesarkan hati anggota kelas yang justru melnggar norma kelompok.
3)      Kelas kurang mampu menyesuaikan diri keadaan yang baru.
4)      Kelas kurang kohesif
5)      Semangat kerja rendah
Dalam menghadapi masalah diatas Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab  dasar yang mengakibatkan ketidak patuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.
9.      Pengelolaan Kelas yang Efektif
Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas yang efektif perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tetentu, yamg di lengkapi olehtugas-tugas dan di arahkan oleh guru.
b. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada  waktu tetentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok.
c. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku-perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu.
d. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota.
e. Praktek guru waktu  belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa.
f. Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara guru mengelola, baik untuk mereka yag tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.
Pengelolaan kelas yang efektif bila guru maupun memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Visual dan Verbal.
Selain itu pengendalian kondisi belajar yang optimal diperlukan juga. Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respons yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah atau orang tua siswa.
Bukanlah kesalahan profesional guru apabila ia tidak dapat menangani setiap problema siswa di dalam kelas. Namun pada tingkat tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus-menerus menimbulkan gangguan. Adapun strategi tersebut adalah :
a.       Modifikasi tingkah laku
b.      Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara: Memperlancar  tugas-tugas dan Memelihara  kegiatan-kegiatan kelompok.
c.       Memungkinkan pendidikan/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
d.      Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi adalah :
a. Merangsang kegiatan siswa
b. Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
c. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan bakat siswa yang bersangkutan.
d. Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.
e. Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar.


BAB III
PENUTUP
Simpulan:
1.      Manajemen berasal dari kata “managiare” yaitu proses menggerakkan orang melakukan sesuatu pekerjaan.
2.      Menurut Arikonto, pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru (penaggung jawab) dalam membantu murid sehingga dicapai kondisi optimal pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seperti yang di harapkan. Sedangkan, Abdurrahman menyatakan bahwa Pengelolaan kelas itu adalah semua upaya dan tindakan guru dalam membina dan memodalisasi serta menggunakan sumber daya kelas secara optimal, selektif dan efesien untuk menciptakan kondisi atau menyelesaikan problema kelas agar proses belajar mengajar dapat berlangsung wajar.
3.      Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar siswa dalam lingkunga sosial, emosional, sdan intelektual dalam kelas.
4.      Pengelolaan kelas secara umum dibagi menjadi dua faktor  yatu : faktor interen siswa dan eksteren siswa.
5.      Masalah dalam pengelolaan kelas bisa di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu:
masalah dari individual dan dari kelompok.
6.      Pengelolaan kelas yang efektif bila guru maupun memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Visual dan Verbal.


DAFTAR PUSTAKA

Syarifuddin, Irwan Nasution.2005.Manajemen Pembelajaran,Ciputat:Quantum Teaching.
Zain,Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah.1995.Strategi Belajar Mengajar,Jakarta:Rineka Cipta.
Abdurrahman.1991.Pengelolaan Kelas, Makassar:Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin .
Winarno Surachmad.1986. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Ed. V. Bandung : Tarsito.


[1] Syarifuddin dan Irwan Nasution,Manajemen Pembelajaran(Quantum Teaching,Jakarta)hlm.118
[2]Syaiful Bahri Jawarah dan Aswar Sain, Starategi Belajar Mengajar, (Cet. II; Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), h. 96.
[3]Abdurrahman, Pengelolaan Kelas, (Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar 1991). h.136.
[4]syaiful Bahri Djawrah dan Aswar Zain, op.cit h. 206.
[5]Syaiful Bahri Jawarah dan Aswar Sain, Starategi Belajar Mengajar, (Cet. II; Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 96.
[6]Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Cet. I; Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002) hlm. 172.
[7] Syaiful  Bahri Djawrah dan Aswar Zain, op.cit hlm. 206.
[8] Winarno Surachmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar (Ed. V. Bandung : Tarsito, 1986). hlm. 39.

[9] Ibid. hlm. 228.
[10] Syaiful Bahri Djmarah dan Aswan Zain,op.cit, hlm.217.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar