Sabtu, 07 Juli 2012

Resuman BK


BIMBINGAN KONSELING
A.    Pengertian
Bimbingan diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesimbunambungan supaya individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seorang (individual) atau sekelompok orang agar mereka menjadi mandiri[1].
Konseling merupakan suatu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, di mana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
Konseling itu merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah  lakunya pada masa yang akan datang[2].
B.     Tujuan
Secara umum tujuan bimbingan dan konseling itu adlah agar tercapai perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing, dengan kata lain agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya dan agar individu dapat berkembang sesuai lingkungannya[3].
C.    Fungsi
Di dalam buku Bimbingan dan Konseling Dalam Islam[4]menjelaskan fungsi dari BK itu ialah:
1.      Preventif
Yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.
2.      Korektif
Yakni membantu individu memecahkan masalah yang dihadapi atau dialaminya.
3.      Preservatif
Yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama (Mempertahankan yang baik agar tidak menjadi buruk kembali).
4.      Developmental
Yakni membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkan munculnya masalah bagimya (Pengembangan).
Adapun di dalam buku Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah[5] menjelaskan fungsi-fungsi dari BK adalah:
1.      Pencegahan (preventif)
Hal ini merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
2.      Pemahaman
Hal ini dilaksanakan dalam rangka meberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang membantunya (pembimbing).
3.      Pengentasan
Apabila siswa mengalami masalah dan tidak dapat memecahkannya sendiri lalu ia pergi ke konselor atau pembimbing dengan tujuan dapat mengatasi masalahnya.  Maka untuk membantunya masalahnya itu harus dientas atau diangkat dari permasalahannya.Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan melalui pelayanan bimbingan dan konseling, pada hakikatnya merupakan uypaya pengentasan.
4.      Pemeliharaan
Artinya memelihara sesuatu yang baik (positif) yang ada pada individu, baik hal itu merupakan hal pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapainya selama ini.
5.      Penyaluran
Berfungsi sebagai bantuan menyalurkan ke arah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal. Bentuk dan kegiatan BK yang berkaitan dengan fungsi ini adalah: (a) pemilihan sekolah lanjutan. (b)memperoleh jurusan yang tepat. (c)penyusunan program belajar. (d)pengembangan bakat dan minat. (e)perencanaan karier.
6.      Penyesuaian
Melalui fungsi ini, pelayanan BK membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya. Dengan kata lain, membantu untuk memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya.
7.      Pengembangan
Pelayanan BK dalam bfungsi ini adalah untuk membantu konseling diberikan kepada para siswa untuk membantu para siswa dalam mengembangkan keleruhan potensinya secara lebih terarah.
8.      Perbaikan (kuratif)
Fungsi ini berbeda dengan fungsi pencegahan, dalam fungsi ini para siswa yang mempunyai masalah mendapapt prioritas untuk diberikan bantuan. Sehingga masalah yang dialami siswa tidak terjadi lagi di masa yang akan dating.
9.      Advokasi
Fungsi ini membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
D.    Kesalahpahaman BK
Prayitno menjelaskan ada beberapa kesalahpahaman dalam bidang bimbingan dan konseling yang sampai saat ini terjadi dalam pelaksanaan konseling tersebut yakni sebagai berikut;
1.      Bimbingan dan konseling disamakan saja atau dipisahkan sama sekali dengan pendidikan, BK dianggap sama dengan Pengajaran sehingga tidak perlu pelayanan khusus BK, hal ini tidak benar karena BK menunjang proses pendidikan peserta didik dan para pelaksananya (Konselor) juga mempelajari Ilmu Pendidikan pada umumnya sebagai salah satu trilogi profesi konseling.
2.      Konselor sekolah/guru pembimbing dianggap sebagai polisi sekolah, hal ini terjadi karena konselor/guru pembimbing diserahi tugas mengusut perkelahian, pencurian, mencari bukti-bukti siswa yang berkasus, jika anak bermasalah, anak akan masuk ke ruang BK untuk di minta pertanggung jawabannya, ini adalah pelaksanaan yang salah, guru pembimbing bukanlah polisi sekolah, yang kerjanya hanya memarahi anak-anak bermasalah.
Angapan ini harus diluruskan, konselor sekolah/guru pembimbing adalah kawan penggiring penunjuk jalan siswa, memotivasi siswa disekolah.
3.      Bimbingan dan konseling semata-mata hanya sebagai proses pemberian nasehat. Pemberian nasehat memang merupakan bagian dari pelayanan BK, akan tetapi nasehat bukanlah satu-satunya layanan BK.
4.      Bimbingan dan konseling harus aktif dan pihak lain pasif, konselor hendaknya aktif sebgai pusat penggerak BK namun keterlibatan klien sendiri dan semua pihak adalah kesuksesan dari usaha pelayanan BK.
Menganggap bahwa pelayanan BK bisa dilakukan oleh siapa saja. Ini adalah konsep yang salah dan sering terjadi dilapangan, banyak guru BK bukan dari ahlinya, ataupun bukan dari tamatan BK itu sendiri, banyak yang menganggap bahwa pekerjaan BK ini sangat mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja, dan banyak lagi kesalahpahaman BK yang terjadi dilapangan hingga saat ini[6].
E.     Jenis-jenis Bimbingan dan Jenis-jenis Layanan
Bidang-bidang Pelayanan Bimbingan:
1.      Pengembangan Pribadi
Bimbingan pribadi adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (individu)agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialiasasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik. Sedangkan menurut Surya (1988) bimbingan pribadi merupakan bimbingan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi.
Aspek-aspek persoalan bimbingan pribadi menurut Surya dan Winkel (1991) yaitu:
a)      Kemampuan individu memahami dirinya sendiri
b)      Kemampuan individu mengambul keputusan sendiri
c)      Kemapuan individu memecahkan masalah yang menyangkut keadaan batinnya sendiri, misalnya persoalan yang menyangkut hubungannya dengan Tuhan.
Tujuan dari bimbingan pribadi adalah:
a)      Mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi
b)      Mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Adapun bentuk-bentuk layanan bimbingan pribadi yaitu:
a)      Layanan informasi
Informasi tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan: fisik, motoric, bisara, emosi, social, penyesuain social, bermain, kreatifitas, pengertian, moral, seks, dan perkembang pribadi.
b)      Pengumpulan data
Data yang dikummpulkan dapat mencakup: Identitas individu seperti (nama lengkap, nama panggilan, jenis kelamin, nama tempat tanggal lahir, agama, alamat, bahasa daerah, anak ke, orang tua dll), kejasmanian dan kesehatan, riwayat pendidikan, prestasi, bakat, minat, dll.
c)      Orientasi
Layanan ini mencakup: suasana, lembaga dan objek pengembangan pribadi seperti lembaga pengembangan bakat, pusat kebugaran dan latihan pemngembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dll[7].
2.      Pengembangan Social
Bimbingan social adalah bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosila seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan sebagainya.
Problem  individu yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya, misalnya:
a)      Kesulitan dalam persahabatan
b)      Kesulitan mencari teman
c)      Merasa terasing dalam kelompok
d)     Kesulitan mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga
e)      Kesulitan dalam emnghadapi situasi social yang baru
Aspek-aspek social yang memerlukan layanan bimbingan social yaitu:
a)      Kemampuan individu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya
b)      Kemampuan individu melakukan adaptasi
c)      Kemampuan individu melakukan hubungan social dengan lingkungannya baik keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Tujuan utama pelayanan bimbingan social adalah agar individu yang dibimbing mampu melakukan interaksi social secara baik denganlingkungannya. Bimbingan social juga bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah social, sehingaga bias menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
Bentuk-bentuk layanannya yaitu:
a)      Layanan informasi mencakup: Informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini, yaitu: (a) informasi tentang ciri-ciri masyarakayakat maju atau modern, makna ilmu pengetahuan, pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia dll. (b) informasi tentang cara-cara bergaul.
b)      Layanan orientasiuntuk pengembangan hubungan social adalah: suasana, lembaga dan objek-objek pengembangan social seperti berbagai suasana hubungan social seperti berbagai suasana hubungan social anatar individu dalam keluarga, organisasi atau lembaga tertentu, dalam acara social tertentu[8].
3.      Pengembangan Kegiatan Belajar
Bimbingan belajar atau akademik adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada individu dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di institusi pendididkan. Menurut Surya (1998) beberapa aspek masalah individu yang memerlukan layanan bimbingan belajar yaitu:
a)      Pengenalan Kurikulum
b)      Pemilihan Jurusan
c)      Cara Belajar yang Tepat
d)     Perencanana Pendidikan
Dapat diketahui bahwa tujua bimbingn belajar adalah agar siswa mampu menghadapai dan memecahkan masalah-masalah belajar.Dalam konteks kemandirian tujuan bimbingan belajar adalah agar siswa mandiri dalam belajar.
Beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang bias diberikan kepada para siswa disekolah dan madrasah adalah:
Pertama, orientasi kepada para siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan instruksional (tujuan sekolah dan madrasah), isi kurikulum pembelajaran, sruktur oraganisasi sekolah (madrsah), cara-caa belajar yang tepat, penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah dan madrsah.
Kedua, enyadaaran kembali secara berkala tentang cara belajara yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan madrasah maupun di rumah baik baik secara individual maupun kelompok.
Ketiga, bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yag sesuai, memilih kegiatan-kegiatan nonakademik yag menunjang usaha belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pendididkan yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencakup penyebaran informasi (layanan informasi) tentang pogram studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu.
Keempat, pengumpulan data siswa (layanan pengumpulan data) yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, arah mina, cita-cita hidup, pada program-program studi atau jurursan tertentu, dan lain sebagainya.
Kelima, bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun dan menaati jadwal belajar dirumah, kurang siap menghadapi ulangan atau ujian, kurang dapat konsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat di berbagai mata pelajaran, menghadapi keadaan dirumah yang mempersulit cara belajar secara rutin, danlainsebgaianya.
Keenam, bantuan dalam hal mebentuk kelompok-kelompok belajar dn mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara efektif dan efesien[9].
4.      Pengembangan Karier
Menurut Winkel (1991), bimbingan karier merupakan bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilian lapangan pekerjaan atau jabtan (profesi) tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatan tersebut dan alam menyesuakan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan ekerjan yang telah dimasuki.
Bimbingan karier dalam sekolah yaitu bermakna jenis bimbingan yang membantu siswa dalam menghadai dan menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut karier tertentu.Beberapa aspek masalah karier yang membutuhkn pelayanan bimbingan karier di skeolah dan madrasah adalah :
a)      Pemahaman terhadap dunia kerja
b)      Perencanaan dan pemilihan karier atau jabatan (rfesi) tertentu
c)      Penyediaa berbagai program studi yang brorientasi karier
d)     Nilai-nilai kehidupan yang berkenaan dengan karier
e)      Cita-cita masa depan
f)       Minat terhadap karier tertentu
g)      Kemampuan dalam bidnag karier tertentu
h)      Bakat khusus terhadap karier tertentu
i)        Kepribadian yang berkenaan dengan karier tertentu
j)        Harapan keluarga
k)      Masa depan karier yang akan diperoleh
l)        Penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan yang terkandung dalam karier atau jabatan (profesi) tertentu
m)    Pasar kerja
n)      Kemungkinan pengembangan karier, dan lain sebagainya
Berdasarkan pengertia diatas, dapat diketahui bahwa tujuan pelayanan bimbingan karier disekolah dan madrasah adalah:
a)      Agar siswa memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau prosefi teretentu
b)      Agar siswa memperoleh pemahaman tentang karier atau pekerjaan atau profesi tertentu secara benar
c)      Agar siswa mampu merencanakan dan membuat pilihan-pilihan karier tertentu kelak setelah selesai pedidikan
d)     Agar siswa mapu menyesuaikan diri dengan karier yang akan dipilihnya kelak
e)      Agar siswa mampu mengembangkan karier setelah selesai dari pendidikannya
Adapun beberapa jenis layanan bimbingan karier yang bias diberka kepada siswa disekolah dan madrasah antara lain:
a)      Mengenal berbagai jenis jabatan yang terbuka baginya dan sekaligus bermakna serta memuaskan, dan menghayati nilai-nilai yang dianut oleh masayrakat yang berorientasi pada karier
b)      Mampu mebuat keptusan-keputuasan rasional sehubungan dengan tujuan-tujuan yang ingin diperjuangkan dalam bidang karier tertentu
c)      Melaksakan keputuasan-keputusan tersebut dalam bentuk mengintegrasi nilai-nilai yang terkandung dalam karier serta sikap-sikap yang dituntut dala berkarier
Sedangkan bentuk-bentuk layanan bimbungan karier yang bias diberikan kepada siswa antaralain:
Pertama, layanan informasi tentang diri sendiri yang mencakup:
1)      Kemampuan intelektual
2)      Bakat khusus di bidang akademik
3)      Minat-minat umum dan khusus
4)      Hasil belajar dalam berbagai bidang studi
5)      Sifat-sifat kepribadian yang ada relevan snya dengan karier seperi potensi kepeminpinan, kerajinan, kejujuran, keterbukaan, dan lain sebgainya
6)      Nilai-nlai kehidupan dan cita-cita masa depan
7)      Keterampilam-keterampilan khusus yang dimilki sisiwa
8)      Kesehatan fisik dan mental
9)      Kematangan vokasional, dan lain sebagainya
Kedua, layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bag perencanaan karier, yang mencakup:
1)      Informasi pendidikan
2)      Informasi jabatan atau karier dan lain sebagainya
Ketiga, layana penempatan, yakni usahausaha membantu siswa meencanakan masa depannnya selama masih di bangku sekolah atau madrasah dan sesudah tamat, dalam memngambil program studi tertentu sebagai studi lanjutan atau langsung bekerja. Tujuan layanan ini adalah agar siswa menempatkan diri dalam program studi akademik dan lingkup kegiatan nonakademik, yang menunjang perkembangannnya dan semakin merealisasikan rencana masa depannya, atau melibatkan diri dalam lingkup suatu jabatan yang diharapkan cocok baginya dan memberikan kepuasan kepadanya. Layanannya mencakup:
1)      Perencanaan masa depan
2)      Pengambilan keputusan
3)      Penyaluran kesalah satu jalur studi akademik, program kegiatan ekstrakurikuler, program persiapan prajabatan
4)      Pemantapan dan reorientasi apabila diperlukan
5)      Pengumpulan data dalam rangka penelitian terhadap mereka yang sudah tamat
Keempat, orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan karier mencakup: suasana, lembaga, dan obejk karier seperti kantor, bengkel, pabrik, pengoperasinalan perangkat kerja tertentu, dan lain sebagainya[10].
5.      Pengembangan Kehidupan Berkeluarga
Yaitu suatu bimbingan yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing dalam menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan berkeluarga.Adapun aspek-aspek kehidupan berkeluarga yang membutuhkan layanan BK antara lain:
a)      Pemahaman tentang fungsi-fungsi, peranan dan tanggung  jawab keluarga
b)      Pemahaman tentang kesehatan reproduksi pada manusia
c)      Perilaku seksual yang benar
d)     Pernikahan
e)      Perceraian
f)       Talak dan rujuk
g)      Kelahiran
h)      Hubungan antara anggota keluarga misalnya hubungan antara anak dengan ayah, anak dengan ibu, dan lain sebagainya
Adapun tujuan dari bimbingan ini yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang kehidupan berkeluarga.Selain itu bertujuan agar para siswa mampu memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
Adapun bentuk-bentuk layanan yang diberikan sekolah kepada murid-murid yaitu:
Pertama, layanan data. Data yang dikumulkan dari siswa berkenaan dengan layanan bimbingan pengembangan kehidupan berkeluarga, misalnya:
a)      Data tentang kesehatan siswa
b)      Status siswa dalam keluarga
c)      Data tentang orang tua (ayah ibu)
d)     Data tentang saudara, dll
Kedua, layana informasi. Layanan informasi berkenaan dengan BK bidang kehidupan beragama antara lain:
a)      Informasi tentang pergaulan muda-mudi (pergaulan remaja)
b)      Informasi tentang kesehatan reproduksi pada manusia
c)      Informasi tentnag perkawinan talak dan rujuk
Ketiga, orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan kehidupan berkeluarga mencakup: suasa, lembaga dan objek kehidupan berkeluarga seperti peristiwa pernikahan, talak dan rujuk, kelahiran, dll[11].
6.      Pengembangan Kehidupan Beragama
Jenis-jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling:
1.      Layanan Orientasi
2.      Layanan Informasi
3.      Layanan Penempatan dan Penyaluran
4.      Layanan Penguasaan Konten
5.      Layana Konseling Perorangan
6.      Layanan Bimbingan Kelompok
7.      Layanan Konseling Kelompok
8.      Layanan Konsultasi
9.      Layanan Mediasi
F.     Metode
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling diantaranya:
1.      Metode Survei
Metode ini merupakan usaha untuk mengenal keadaan sesungguhnya dari suatu sekolah secara menyeluruh sebagaimana adanya. Hal tersebut sangat berguna untuk menentukan kegiatan sekolah selanjutnya dalam rangka memperbaiki hal-hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, melengkapi  kebutuhan yang belum terpenuhi, dan memperbaiki hubungan antara unsur-unsur yang mendukung kehidupan sekolah tersebut.
2.      Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan melalui pengamatan.Pengamatan yang dilakukan sifatnya terjun langsung ke lapangan atau pada tempat kejadian.Maka dalam BK hal ini ialah langsung mengadakan pengamatan kepada klien.
3.      Metode Eksperimental
Meode ini dimaksudkan untuk mempelajari satu kelompok atau lebih yang menyangkut apakah tujuan layanan yang diharapkan itu dapat tercapai atau belum, dan apakah layanan tersebut efektif dan efisien atau tidak.
Studi ekperimental perlu menggunakan metode ilmiah yang mencakup suatu penetapan sebelumnya yaitu:
a)      Menentukan tujuan dan metode pencapaian tujuan
b)      Pengembangan cara untuk mengukur pencapaian tujuan ini
c)      Seleksi satu atau beberapa kelompok control dan eksperimen
d)     Proses untuk mengadakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan
e)      Pengukuran hasil-hasil ekprimentasi
4.      Metode Studi Kasus
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan seseorang siswa yang dijadikan objek status kasus[12].
5.      Metode Bimbingan Kelompok (Group Guidance)
Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk membantu mengatasi masalah bersama atau membantu seorang individu yang menghadapai masalah dengan menempatkannya dalam suatu kehidupan kelompok. Beberapa jenis metodebimbingan kelompok yang bias diterapkan dalam pelayanan bimbingan kelompok adalah:
a)      Program Home Room
Biasanya dilakukan di sekolah atau madrasah (di dalam kelas) di luar jam pelajaran untuk membicarakan hal yang dianggap perlu.Cara melakukannya dengan menciptakan suatu kondisi sekolah atau kelas sperti dirumah tangga sehingga tercipta kondisi yang menyenangkan dan suasana keakrabatan.
b)     Karyawisata
Dengan cara karyawisata dimana dengan cara mengunjungitempat-tempat atau objek-objek tertentu.
c)      Diskusi Kelompok
Cara ini merupakan cara di mana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukan pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.
d)     Kegiatan Kelompok
Ini merupakan tekni yang baik dalam bimbingan di mana individu diberikan kessempatan untuk ikut berpartisipasi secara baik.
e)      Organisasi Siswa
Melalui organisasi siwa banyak masalah-masalah siswa baik sifatnya individual maupun kelompok dapat dipecahkan.Melalui organisasi para siswa memperoleh kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehidupan sosial.
f)       Sosiodrama
Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Di dalam sosiodrama, individu akan memerankan suatu pran tertentu dari suatu situasi masalh social. Pemecahan masalah individu melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang dihadapinya.Dari pementasan peran selanjutnya diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya yang dihadapi oleh seorang individu sebagai anggota kelompok atau yang dihadapi oleh sekelompok siswa.
g)      Psikodrama
Hamper sama dengan sosiodrama, tapi yang didramakan masalah yang dialami individu.Pemecahannya pun hamper sama dengan sosiodrama.
h)     Pengajaran Remedial
Hal ini merupakan suatu bentuk pembelajaran yang diberikan seseoang  atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajarnya.inti dari materi ini ialah perbaiakan.
6.      Metode Bimbingan Individual (Konseling Individual)
Metode ini mempunyai 3 metode yaitu:
a)      Konseling Direktif
Dalam prosesnya yang aktif atau yang paling berperan adalah konselor.Dalam prakteknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya.Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran dan nasihat kepada klien.
b)     Konseling Nondirektif
Konseling ini berpusat pada siswa muncul akibat dari krititi terhadap konseling direktif.Dalam prakteknnya konselor hanya menampung pembicaraan, yang berperan hanya konseli, tapi metode ini sulit bagi siswa pendiam.
c)      Konseling Ekletif
Metode ini merupakan gabungan dari metode konsling direktif dan nondirektif[13].
G.    Teknik
Teknik konseling artinya ialah cara-cara tertentu yang digunakan oleh konselor dalam proses konseling untuk membantu klien agar berkembang potensinya serta mampu mengatasi masalah yang dihadapinya dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi lingkungannya, yakni nila-nilai social, budaya dan agama.
1.      Teknik Rapport
Merupakan suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama.Melalui teknik ini aka tercipta hubungan yang akrab antara konselor dan klien yang ditandai dengan saling mempercayai. Implementasi tekni rapport dalam konseling adalah: a) pemberian salam yang menyenangkan, b) menetapkan topic pembicaraan yang sesuai, c) susunan konseling yang menyenangkan, d) sikap yang ditandai dengan: 1) kehangatan, 2) realisasi tujua bersama, 3) menjamin kerahasiaan klien, e) kesadaran terhadap hakikat kilen secara alamiah.
2.      Teknik Attending
Merupakan upaya koselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk seperti kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Prilaku attending yang baik akan dapat : a) meningkatkan harga diri kilen, b) menciptakan suasan yang aman dan akrab, c) mempermudah ekpresi perasaan klien dengan bebas.
Wujud prilaku attending dalam proses konseling misalnya: pertama, kapala mengangguk sebagai pertanda setuju atas pernyataan klien. Kedua, ekspresi wajah tenang.Ketiga, posisi tubuh agak condong kearah klien, jarak duduk anatara konselor dengan klien agak dekat, duduk akrab atau berdampingan.Keempat, melakukan variasi isyarat gerakan tangan atau lengan secara spontan untuk memperjelas ucapan (pernyataan konselor).Kelima, mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai, diam (menunggu saat kesempatan bereaksi), perhatian terarah pada klien (lawan bicara).
3.      Teknik Structuring
Adalah proses penetapan batasan oleh konselor tentang hakikat, batas-batas dan tujuan proses konseling pada umumnya dan hubungan tertentu pada khsususnya. Structuring memberikan kerangka kerja atau orientasi terapi kepada klien.
Ada lima macam Structuring dalam konseling yaitu: (a) Batas-batas waktu baik dalam waktu satu individu maupun seluruh proses konseling. (b) Batas-batas tindakan baik konselor maupun klien. (c) Batas-batas peranan konselor. (d) Batas-batas proses atau prosedur, misalnya menyangkut waktu atau jadwal, berapa lama konseling akan dilakukan dan lain sebagainya. (e) structuring dalam nilai proses, mislanya tahapan-tahapan yang harus ditemouh, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama proses konseling berlaku.
4.      Empati
Merupakan kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan oleh klien, merasa dan berfikir bersama klien bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan bersamaan dengan attending, karena tanpa attending tidak aka nada empati. Empati ada dua macam, Pertama: Empati primer (primary empathy), yaitu apabila konselor hanya memahami perasaan, pikiran, keinginan dan pengalaman klien dengan tujuan agar klien terlibat pembicaraan dan terbuka. Kedua, Empati tingkat tinggi (advanced accure emphaty), yaitu apabila kepahaman konselor terhadap perasaan, pikiran, keinginan, dan pengalaman klien lebih mendalam dan menyentuh klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut. Melalui empati tingkat tinggi, akan membuat klien tersentuh dan terbuka untuk mengemukakan isi hatinya berupa perasaan, pikiran, pengalaman bahkan penderitaanya.
5.      Refeksi Perasaan
Merupakan suatu usaha konselor untuk menyatakan dalam berbentuk kata-kata yang segar dan sikap yang diperlukan terhadap klien.Hal ini dilakukan dan sebelum pemberian informasi serta tahap interpretasi dimulai.Refleksi perasaan bisa berwujud positif, negative, dan ambivalen.Positif itu ditunjukkan oleh konselor dalam konseliong melalui pernyataan persetujuan atas apa yang disampaikan oleh klien. Rfleksi perasaan negative ditunjukkan oleh konselor dalam konseling melalui pernyataan ketidak setujuan atau penolakan konselor dalam konseling melalui pernyataan ketidak setujuan atau penolakan konselor atas apa yang dinyatakan oleh klien. Sedangkan refleksi ambivalen (masa bodoh) ditunjukkan oleh konselor dengan membiarkan saja (tidka mnyatakan setuju dan tidak menolak) atas apa yang dilakukan oleh klien.
6.      Teknik Eksplorasi
Merupakan keterampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien.Eksplorasi ada tiga macam:
(1)   Eksplorasi perasaan
Keterampilan konselor untuk menggali perasaan klien yang tersimpan. Contoh eksplorasi perasaan dan konseling adalah ungkapan konselor sebagai berikut : ”Dapatkah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan” atau “Saya kira rasa sedih anda begitu mendalam dalam peristiwa tersebut. Dapatkan anda menjelaskan perasaan anda lebih jauh?”.
(2)   Eksplorasi pikiran
Yaitu keterampilan konselor untuk menggali ide, pikiran dan pendapat klien.Contoh eksplorasi pikiran dalam konseling adalah ungkapan konselor. “mungkin anda dapat menjelaskan lebih jauh ide anda tentang sekolah sambil bekerja”.
(3)   Eksplorasi pengalaman.
Keterampilan atau kemmapuan konselor untuk menggali pengalaman-pengalaman klien yang telah dilaluinya. Contoh eksploraasi pengalaman dalam konseling adalah ungkapan konselor: “Saya amat terkesan dengan pengalaman yang anda lalui. Namaun saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap kesuksesan belajar anda”.
7.      Teknik Paraphrasing (Menangkap Pesan Utama)
Teknik dipakai untuk klien yang mengemukakan pikiran, ide, perasaan, pengalaman secara berbelit-belit dan tidak terarah sehingga sulit dipahami intinya.Tujuan paraphrase ialah mengatakan kembali esensi atau inti ungkapan klien. Selain itu paraphrase juga bertujuan untuk: Pertama, untuk mengatakan kembali kepada klien bahwa konselor bersama dia, dan berusaha untuk memahami apa yang dikatakan klien. Kedua, mengendapkan apa yang dikemukakan klien dalam bentuk ringkasan. Ketiga, memeberi arah wawancara konseling.Keempat, mngecek kembali persepsi konselor tentang apa yang dikemukakan klien.
Untuk dapat melakukan paraphrasing yang baik, konselor harus: (a) menggunakan kata0kata yang mudah dan sederhana, (b) dengan teliti mendengarkan pesan utama pembicaraan klien, (c) nayatakan kembali dengan ringkas, (d) amati respon klien terhadap konselor.
8.      Teknik Bertanya
Teknik bertanya ada dua macam, yaitu bertanya terbuka (open question) dan bertanya tertutup (closed question).Pada pertanyaan terbuka, klien bebas memberikan jawabannya, sedangkan pada pertanyaan tertutup telah menggambarkan alternatifnya misalnya jawaban “ya atau tidak”, “setuju atau tidak setuju”.
9.      Dorongan Minimal (Minimal Encouragement)
Ini adalah suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikatakan klien seperti pernyataan, oh….., ya……., terus…., lalu…., dan….Teknik ini memungkinkan klien untuk terus berbicara dan dapat mengarahkanagar pembicaraan mencapai tujuan.Dorongan minimal diberikan secara selektif, yaitu ketika klien menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi atau menghentikan pembicaraan atau pada saat kalien kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan dan saat konselor  ragu terhadap pembicaraan klien.
10.  Interpretasi
Merupakan usaha konselor mengulas pikiran, perasaan, dan perilaku atau pengalam klien.Tujuan utama teknik ini adalah untuk memberikan rujukan, pandangan atau tingkah laku klien, agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru.
11.  Teknik Mengarahkan (Directing)
Sudah kita ketahui bahwa konseling memerlukan partisipasi secara penuh oleh klien.Maka konselor dapat mengupayakan dengan menyruh klien memerankan suatu (bermain peran) atau mengkhayalkan sesuatu.
12.  Teknik menyimpulkan Sementara (Summarizing)
Suatu pembicaraan akan disimpulkan tergantung feeling konselor. Tujuan utama menyimpulkan sementara ini yaitu: Pertama, memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik (feed back) dari hal-hal yang telah dibicarakan bersama konselor. Kedua, untuk menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap.Ketiga, untuk meningkatkan kualitas diskusi.Keempat,mempertajam atau memperjelas focus atau arah wawancara konseling.
13.  Teknik-teknik Memimpin
Ini bertujuan agar klien focus pada masalah yang dibicarakan. Memimpin konseling memilki dua arti, Pertama : mkenunjukkan keadaan bahwa konselor berada didalam atau diluar pikiran klien. Kedua, keadaan dimana konselor mengarahkan pikiran klien kepada penerimaan perkataan konselor. Hal-hal yang perlu diperhatikan: Pertama,memimpin hanya sebatas klien dapat memberikan toleransi sesuai dengan kecakapan dan pemahamannya. Kedua,memimpin bias berbeda dari topic ke topic. Ketiga, memulai proses konseling dengan sedikit memimpin. Keberhasilan konselor memimpin dalam sesi konseling juga ditentukan oleh tipe-tipe kepemimpinan konselor yang demokratis, otoriter, atau permisif (masa bodoh).
14.  Teknik Fokus
Ada empat focus dalam konseling: Pertama, focus pada klien. Kedua,focus pada orang lain. Ketiga, focus pada topic.Keempat, focus mengenai budaya.
15.  Teknik Konfrontasi
Teknik ini juga dikenal dengan “memperhadapkan”, ini merupakan suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya (inkonsistensi (tidak konsisten) antara perkataan dengan perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kesedihan.Misalnya seseorang menceritakan hal yang sedih tapi sambil tertawa-tawa.
Tjuan dari teknik adalah: Pertama,mendorong klien untuk mengadakan penilitian diri secara jujur (instrospeksi secara jujur). Kedua, meningkatkan potensi klien.Ketiga, membawa klien kepada kesadaran adanya diskrepansi (kondisi pertentanga antara harapan seseorang dengan kondisi nyata dilingkungan) dari klien dengan, inkonsistensi, konflik atau kontradiksi dalam dirinya.
16.  Menjernihkan (Clarifying)
Caranya dengan mengklarifikasi ucapan-ucapan klien. Hal ini bertujuan agar: Pertama, mengundang klien untuk menyatakan pesannya secara jelas, ungkapan kata-kata yang tegas, dan dengan alasan-alasan yang logis.Kedua, agar klien menjelaskan, mengulang dan mengilustrasikan peraasaannya.
17.  Memudahkan (Facilitating)
Suatu teknik membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengamalamannya secara bebas. Melalui teknik ini, komunikasi dan partisipasi meningkat dan proses konseling berjalan secara efektif.
18.  Diam sebagai Suatu Teknik
Dalam konseling, diam bukan berarti tidak ada komunikasi.Komunikasi tetap ada, yaitu melalui perilaku nonverbal.Diam amat penting pada saat attending. Saat diam idela dalam proses konselig adalah antara 5-10 detik. Tetapi wakti itu tidak haarga mati, artinya saat diam bersifat kondisional dan bias tergantung kepada feeling konselor.
Makna dari diam dalma konseling adalah: (a) penolakan aatau kebingungan kalien. (b)klien atau konselor telah mencapai akhir suatu ide dan ragu mengatakan apa selanjutnya.  (c) kebingungan yang didorong oleh kecemasan atau kebencian. (d) kilenmengalami perasaan sakit dan tidak sipa untuk berbicara. (e) klien mengharapkan sesuatu dari konselor. (f) klien sedang memikirkan apa yang dikatakan. (g) klien baru menyadari kembali dari ekspresi emosional sebelumnya.
Tujuan dari teknik ini adalah:(a) menanti kilen yang sedang berfikir. (b) sebagai protes apabila klien berbicara berbelit-belit (ngelantur). (c)menunjnag prilaku attending atau empati sehingga klien bebas berbicara. Menurut Surya (1988: 165) keadaan diam dari pihak konselor bermanfaat bagi proses konseling, yaitu: (a) mendorong klien untuk berbicara. (b) membantu klien untuk lebih memahami dirinya. (c) klien dapat mengikuti ekspresi yang membawa klien berfikir dengan tilikan yang mendalam. (d) mengurangi kecepatan interviu.
19.  Mengambil Inisiatif
Tujuannya untuk mengajak klien berinisiatif dalam menuntaskan diskusi. Teknik ini diterapkan apabila: (a) untuk mengambil inisiatif apabila klien kurang bersemangat. (b) klien lambat berfikir untuk mengambil keputusan. (c) klien kehilangan arah kepercayaan.
20.  Memberi Nasehat
Pemberian nasehat sebaiknya dilakukan apabila klien memintanya.Untuk memberi nasehat maka kita harus melihat keadaan klien, karena dalam konseling sebenarnya menuntut kemandirian klien maka ketika masih diberi nasehat artinya belum mandiri.Maka jalan tengahnya adalah memberi nasehat tapi juga sambil dijaga agar tujuan konseling yaitu kemandirian klien terwujud.
21.  Pemberian Informasi
Apabila konselor tidak mengetahui informasi sedangkan klien memintanya maka dikatakan sejujurnya.Sebaliknya, kalau konselor mengetahui maka sebaiknya konselor tidak mengatakannya biar klien mencari informasi itu dengan sendiri agar dia mandiri.
22.  Merencanakan
Menjelang akhir sesi konseling, konselor membantu merencakana sutau program untuk action (melakukan tindakan sesuatu) guna memecahkan masalahnya. Atau rencana  perbuatan nyata yang produktif bagi kemajuan klien.Rencana yang baik adalah hasil kerja sama konselor dengan klien.
23.  Menyimpulkan
Pada akhir sesikonseling, konselor bersama klien membuat kesipulan atau konselor membantu klien membuat kesimpulan yang menyangkut: (a) bagaimana keadaan perasaan klien saat ini terutama menyangkut kecemasannya akibat masalah yang dihadapinya. (b) memantapkan rencana klien. (c) pokok-pokok yang akan dibicarakan selanjutnya pada sesi berikut.
24.  Teknik Mengakhiri (Menutup Sesi Konseling)
Mengakhiri sesi konseling merupakan suatu teknik dalam proses konseling. Untuk mengakhiri sesi konseling dapat dilakukan dengan cara: (a) mengatakan bahwa waktu sudah habis. (b)merangkum isi pembicaraan. (c)menunjukkan kepada pertekuan yang akan dating (menetapkan jadwal pertemuan sesi berikutnya). (d)mengajak klien berdiri dengan isyarat gerak tangan. (e)menunjukkan catatan-catatan singkat hasil pembicaraan konselinsg. (f)memberikan tugas-tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan poko pembicaraan apabila diperlukan[14].
H.    Sasaran BK
Sasaran BK disekolah dan madrasah adalah tiap-tiap pribadi siswa secara perseorangan.Adapun tahapan-tahapannya ialah:
1.      Pengungkapan, pengenalan dan penerimaan diri
2.      Pengenalan lingkungan
3.      Pengambilan keputusan
4.      Pengarahan diri
5.      Eksistensi diri (perwujudan diri)[15]
I.       Prinsip-prinsip Bimbingan
Berkenaan dengan prinsip-prinsip bimbingan konseling, Arifin dan Eti Kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prinsip BK dalam empat bagian, yaitu:
1.      Prinsip-prinsip umum
Adapun penjabaran dari prinsip ini adalah:
a.       Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbingnya. Karena semua individu meskipun masalahnya sama, tetapi bisa dipastikan factor penyebabnya berbeda. Makanya dari itu semua persoalan harus digali dari tiap masing-masing individu.
b.      Bimbingan diarahkan untuk memberi bantuan agar individu yang dibimbingnya mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-kesulitan hidupnya.
c.       Pemberian bantuan kepada para individu tidak sama jadi pemberian bantuan harus sesuai dengan kebutuhan individu.
d.      Bimbingan itu berkenaan dengan tingkah laku dan sikap, jadi bimbingan diberikan agar tejadi perubahan kearah yang lebih baik.
e.       Pelakasanaan bimbingan harus dimulai dengan identifikasi dulu karena seluruh individu memilki beragama kebutuhan.
f.       Upaya pemberian bantuan harus fleksibel (tidak kaku) yaitu sesuai dengan kondisi.
g.      Program BK harus dirumuskan sesuai dengan program pembelajaran disekolah. BK dilakukan dalam rangka mendukung implementasi program pendidikan dan pembelajaran oleh karena itu rumusan programdan sinerginya harus disesuaikan dengan sekolah yang bersangkutan.
h.      Implementasi BK harus dipimpin orang yang ahli  dan pelaksanaannya harus bekerjasama dengna berbagai pihak yang terkait seperti dokter, psikiater dan pihak-pihak yang terkait lainnya.
i.        Diakan evaluasi secara teratur dan berkesinambungan untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh.
2.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individual (siswa)
Adapun prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan ib-ndividu yang dibimbing yaitu:
a.       Pelayanan BK harus diberikan kepada semua siswa tidak mengenal latar belakang suku, agama, social budaya. Baik yang punya masalah sederhana hingga kompleks untuk dibantu dalam memecahkan masalahnya.
b.      Harus ada kriteria diprioritaskan, jadi setiap individu mempunyai masalah yang berbeda nah lalu dikelompokkan lalu diurutkan masalah mana yang perlu diprioritaskan.
c.       Pemberian bimbingan dan konseling disekolah dan semua programnya harus berorientasi kepada siswa. Sekolah dan madrasah merupakan instirusi yang melayani peserta didik.
d.      Pelayanan BK disekolah harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, kebutuhan utama siswa disekolah adalah memperoleh pendidikan dan pembelajaran. Selain kebutuhan itu sisw juga memiliki kebutuhan seperti penyaluran bakat, minat dll.
e.       Keputusan akhir dalam BK dibentuk oleh individu sendiri, konselor hanya membantu untuk memecahkan masalah dengan berbagai alternative keputusan, tetapi pengambilan keputusan diambil kepada siswa sendiri.
f.       Individu yang telah mendapatkan bimbingan harus bisa berangsur-angsur menolong dirinya sendiri. Konselor secara langsung atau tidak langsung harus menyadarkan individu secara penuh agar ia sadar kekurangan dan kelebihannya dan dari pengalaman memperoleh bimbingan diharapkan dia bisa menolong dirinya.
3.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbing
Prinsip-prinsipnya yaitu:
a.       Pembimbing atau konselor harus melakukan pekerjaanya sesuai dengan kemampuannya,  kita ketahui tidak semua masalah dapat dipecahkan maka konselor yang tidak bisa memecahkan masalah konselinya maka dapat menyerahkan kepada konselor lain yang lebih mengerti dan tahu cara pemecahnnya.
b.      Konselor dipilih berdasarkan kualifikasi kepribadian, pendiidikan, pengalaman dan kemampuannya karena menjadi konselor itu memerlukan keahlian.
c.       Sebagai tuntutanm profesi konselor harus mengembangkan diri dan keahliannya dengan ikut berbagaia kegiatan seperti pelatihan, workshop dsb. Hal ini karena masalah selalu berkembang sesuia zaman makanya agar dalam memberikan solusi itu tepat diperlukanlah pengembangan diri.
d.      Konselor hendaknya selalu menggunakan berbagai informasi yang tersedia tentang individu baik pribadi dan lingkungannya dalam pemberian pertolongan kepada konseli.
e.       Konselor harus bisa menjaga rahasia masalaha yang dikemukan konseli terhadapnya.
f.       Konselor hendaknya dalam pemecahan masalha bisa menggunakan metode dan berbagai teknik karena setiap masalah yang dihadapi metode dan tekninya berbeda-beda.
4.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungna dengan organisasi dan administrasi BK
a.       BK harus dilaksakan secara sistematis dan berkelanjutan guna untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan program.
b.      Pelaksanaan BK harus ada kartu pribadi bagi setiap siswa. Jadi isinya tentang data siswa yang apabila pembimbing atau konsleor akan memberikan bantuan kepada salah seorang siswa, maka terlebih dahulu melihat kartu tersebut.
c.       ???

J.      Syarat-syarat Pembimbing (konselor)
Syarat-syarat pembimbing itu meliputi: kepribadiannya, pendidikannya, pengalamannya, dan kemampuannya. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1.      Syarat yang Berkenaan Dengan Kepribadiannya
Seorang konselor harus memiliki kepribadian yang baik, selain itu dia juga harus punya aspek moralitas yang baik seperti nilai-nilai, sopan-santun, adab, etika, tata karma yang didasarkan pada agama islam. Sebagai muslim konselor juga harus memiliki keimanna, kemakrifatan, dan ketauhidan yang berkualitas. Aktualisasi syarat ini akanterwujud sebagai guru pembimbing atau konselor yang ikhlas, jujur, objektif, dan simpatik serta senantiasa menjunjung kode etik profesinya[16].
2.      Syarat yang Berkenaan Dengan Pendidikannya
Syarat pendidikan berkenaan dengan keilmuan yang dimiliki oleh konselor. Guru pembimbing atai konselor tidak saja harus memiliki ilmu bimbingan dan konseling, tetapi juga harus memiliki ilmu-ilmu tentang manusia dengan berbagai maacam problematikanya, ilmu psikologi ll. Kepemilikina ilmu-ilmu tersebut akan membantu penguasaan terhadap konsep-konsepm teori-teori, tentang manusia dan problematika serta upaya pembimbingnya juga konsep-konsep, teori-teori, dan praktik pelayanan bimbingan dan konseling[17].
3.      Syarat yang Berkenaan Dengan Pengalamannya
Syarat pengalaman bagi calon guru BK setidaknya pernah diperoleh melalui praktek mikro konseling, yaitu praktek BK dalam laboratorium BK dan makro konselign yaitu praktek pengalaman lapangan (PPL) bimbingan dan konseling.Setidaknya bagi ccalon guru BK pernah berpengalaman memberikan pelayanan bimbingan dan konselign kepada para siswa.Selain itu, pengalaman hidup pribadi guru pembimbing atau konselor yang mengesankan dapat turut membantu upaya konselor mencarikan alternative pemecahan masalah siswa. Berbagai macam corak ragam pengamalan guru pembimbing atau konselor yang telah dihayati dalam hidupnya, akan membantunya mendiagnosis dan mencarikan alternative solusi terhadap masalah klien (siswa)[18].
4.      Syarat yang Berkenaan Dengan Kemampuannya
Kepemilikan kemampuan atau kompetensi dan keterampilan merupakan suatu keniscayaan (tidak boleh tidak) karena tanpa itu tidak mungkin dapat melaksanakan tugas.Konselor harus mampu mengetahui dan memahami secara mendalam sifat-sifat seseorang, merasakan kekuatan jiwa apakah yang mendorong seseorang berbuat danmendiagnosis berbagai persoalan siswa, selanjutnya mengembangkan potensi individu secara positif[19].
K.    Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling
Slameto (1986) membagi asas-asas bimbingan konseling menjadi dua bagina, yaitu:
1.      Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling Yang Berhubungan Dengan Siswa
a.      Tiap-tiap siswa mempunyai kebutuhan
Tiap siswa mempunyai kebutuhan fisik dan psikis yang berbeda. Apabila kebutuhan tidak tercapai maka akan menimbulkan kekecewaan, kekecewaan menimbulkan prilaku menyimpang. Jadi sebagai guru BK harus bisa memehamai kebutuhan anak didik, sehingga pelayana BK diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa terutama psikis sperti memperoleh kasih sayang, memperleh rasa aman, kebutuhan untuk sukses dalam belajar, memperoleh harga diri, kebutuhan untuk diakui dan diterima oleh kelompok, kebutuhan untuk melkaukan eksistensi diri dll.
b.      Ada perbedaan di antara siswa (asas perbedaan siswa)
Tiap-tiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda maupun psikisnya.Setiap siswa berbeda dalam hal kemampuan, bakat, minat, kebutuhan, cita-cita, sikap atau pandangan hidup, dan ciri-ciri pribadinya lainnya.Perbedaan-perbedaan siswa tersebut harus mendapat perhatian ecara lebih spesifik dari pembimbing atau konselor di sekolah dan madrasah sehingga siswa dapa berkembang sesuai dengan karakteristik pribadinya masing-masing.
c.       Tiap-tiap individu (siswa) ingin menjadi dirinya sendiri
Pelayanan bimbingan dan konseling dissekolah atau madrasah harus dapat mengantarkan siswa berkembang menjadi dirnya sendiri.Dalam kaitannya dengan peran siswa ditengah masyarakat kelak, pelayanan bimbingan konseling harus diarahkan agar siswa menjadi “baik” menurut ukura masyarakat tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.
d.      Tiap-tiap individu (siswa) mempunyai dorongan untuk menjadi matang
Kematangan yang dimaksud di sini ialah kematangan kejiwaan, emosi, dan social.Pelayanan BK kepada para siswa di sekolah dan madrasah harus berorientasi kepada kematangan di atas sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungannya.
e.       Tiap-tiap siswa mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk menyelesaikannya
Pada dasarnya setiap individu (siswa)
2.      Asas-AsasBimbingan Dan Konseling Yang Berhubungan Dengan Praktik Atau Pekerjaan Bimbingan
Menurut Arifin dan Ery Kartikawati (1995) dan Prayitno dan Erman Amti (1999) asas-asas yang berkenaan dengan praktk atau pekejaan bimbingan dan konseling:
a.      Asas Kerahasiaan
Asas ini meupakan asas yang sangat penting karena setiap siswa atauklien akan merasa takut untuk curhat karena takt masalahnnya diketah orang lain jadi asas ini sangat penting. Asas ini sesuai dengan ajaran Islam. Dalam ajaran islam dilarang dalam membuka aib seseorang bahkan islam mengancam bagi orang-orang yang membuka aib saudaranya diibaratkan makan daging bangkai saudaranya sendiri. Hal ini sesuai dengan al-Qur’an surah an-Nur ayat 24 dan hadits yang menyatakan yang artinya” iada seorang hamba yang menutupi kejelekan yang lain di dunia, melainkan Allah SWT. Akan meutupi kejelekannya dihari kiamat.(HR. Muslim dari Abu Hurairah).
b.      Kesukarelaan
Dalam asas ini, bukan berarti konselor tidak boleh menerima jasa dari pelayanan BK. Pelayanan BK merupkan profesi oleh sebab itu pembimbing atau konselor tidak dilarang menerimah gajih tapi hendaknya itu bukan merupakan tujuan. Asas ini sangat relevan dengan ajaran islam berkenan dengan ikhlas. Siswa harus ikhlas dalam mengikuti pelayanan BK dan konselor harus ikhlas membeikanelanan BK.
c.       Keterbukaan
Dalam prises kBK dperlukanna keterbkanantara konsleor dengan konseli jadi semua harus saling terbuka.
d.      Kekinian
Prose BK harus berorientasi kepada masalah yang dihadapi oleh klien. Masalah yang dialami bisa saja menyangkut masa lalu atau masa yang akan dating, jadi dalam penanggulangan masalah siswa yang masa lalu atau yang ka datang akanmenjadi latar belakang dan latar depan. Asas kekinianini  mengandung makna konselor tidak boleh menunda-nunda dalam pemberian bantuan. Apabila klien memerlukan bantuan atau fakta yang menunjukkan keadaannya memerlukan bantuan maka konselor hendaknya memberikan bantuan kepada klien. Konselr hendaknya mementingkan kepentingan klien daripada yang lain.
e.       Kemandirian
Hal ini merupkan tujuan dari BK, siswa atau klien yang telah dibimbing hendaklah biasmandiritidak tergantung kepada orang lain atau konselor. Ciri-ciri kemandirian siswa yang telah dibimbing yaitu: (1) mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya. (2) menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis. (3) mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri. (4) mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu. (5) mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat dan kemmapuan-kemapuan yang dimilikinya.
Menetukan ciri-ciri diatas disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, kemandirian sisswa SD atau MI jangan diuku dengan kemandirian SMP atau MTs.
f.       Kegiatan
Asas pelayanan BK tidak aka berhasil secara maksimal bila klien tida melakukan kegiatan yang akan mencapai tujuan BK. Konselor harus bias membangkitkan klien untukmelakukan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan maslah yang dihadapinya.
Asas ini bermakna bahwa masalah klien tidka aka terpecahkan apabila siswa tidak melakukan kegiatan utuk menyelesaikan masalahnya.
g.      Kedimanisan
Usaha pelayanan BKmenghendaki terjadinya perubahan pada siswa yaitu perubahan kearah yang lebih baik.Perubahannya tidak monoton tapi kearah lebih maju dan dinamis sesuaidengan arah perkembangan klien yng dikehendaki.
h.      Keterpaduan
Usaha BK hendaknya memadukan berbagai aspekkepribadian klien, selain itu keterpaduan pada diri klien juga harus terpadu dalam isi dan proses layanan yang diberikan. Tidak bolehsapek layanan yang satu tidak serasi apalagi bertentangan dengan aspek layanan yang lainnya.
i.        Kenormantifan
Usaha BK tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku; baik norma agama, adat, hukum atau Negara,norma ilmu, maupun norma kebiasaan sehari-hari. Seluruh isi dan proses konseling harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Demikian pula prosedur, tenik, dan peralatan (instrument) yang dipakai tidak menyimpang.
j.        Keahlian
Pelayanan BK merupakan pekerjaan profesional yang diselenggarakn oleh tenaga-tenaga ahli yamg khusus dididik untuk pekerjaan tersebut.Asas keahlian juga mengacu kepada kualitas konselor seperti pendidikan dan pengalaman.Selain itu, seorang konslor jua harus mengetahui dan memahami secara baik teori-teori dan praktek BK.
k.      Alih Tangan (referal)
Konselor sebagai manusia mempunyai keahlian atau kemampuan yang terbatas.Maka apabila ada masalah yang tidak bisa diatasi atau diluar kemampuannya bisa diserahkan atau dialih tanga kepadayang lebih ahli.
Asas ini jua bermakna bahwa konselor dalam memberikan pelayanan BK jangan melebihi batas kewenngan.
l.        Tut Wuri Handayani
Asas ini menuntut agar pelayanan BK tidak hanya dirasakan adanya pada waktu siswa mengalami masalah.BK hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya sebelum dan sesudah siswa menjalani layanan BK secara langsung.Dalam asas ini, konselor bisa menjadikan dirinya sebagai contoh pemecah masalah yang efekif.Dalam praktek BK Islam, asas ini bertumpu pada keteladanan Rasulullah SAW.Rasulullah merupakan sosol pemecah masalah yang efektif, sehingga berbagai masalah para sahabat keika itu dapat dipecahkan melaluipercinihan (keteladanan) dari Rasulullah.Dalam konteks ini Rasulullah bisa disebut konselor Islam. Al-Qur’an menjelaskan dalam surah al-ahzab (33): 21 mejelaskan “Bahwa di dalam diri Rasul terdapat contoh yag baik bagi kamu.
Asas ini meberikan makna bahwa untuk bisa menjadi pemecah masalah yang efektf  dan bisa dicontoh oleh klien, pembimbing atau konselor harus memulai dri diri sendiri[20].


[1]Drs. Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000), Ct. ke-1, h. 19-20
[2]Ibid, h. 21
[3]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 35
[4]Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta:UII Press, 204), Ct. Ke-4, h. 37
[5]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 39
[6]Internet
[7]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 123-126
[8]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 126-129
[9]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 129-132
[10]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 132- 136
[11]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 136-138
[12]Drs. Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, op.cit, h. 195-197
[13]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h.289-300
[14]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 326-345
[15]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 59
[16]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 119
[17]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 120-121
[18]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 121-122
[19]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h.117-122
[20]Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intregrasi), (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007),  Ct. ke-1, h. 85-95

Tidak ada komentar:

Posting Komentar