Minggu, 08 Juli 2012

memahami sebuah hadits


BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan sangatlah penting bagi kita semua, baik itu anak-anak, remaja, orang dewasa, dan orang yang lanjut usia. Di dalam pendidikan banyak terdapat aturan-aturan atau unsur-unsur yang harus dilakukan untuk melakukan pendidikan. Salah satunya metode, metode yang dibicarakan disini adalah metode lemah lembut atau kasih sayang yang dikutip dari hadits Nabi Muhammad SAW yang berkenaan tentang hal tersebut. Mengenai pembahasan yang lebih lanjut akan saya bahas di dalam makalah ini yang rumusan masalahnya yaitu:
-          Matan hadits beserta artinya
-          Takhrijul haditsnya
-          Penjelasan yang meliputi arti metode, dasar-dasar pertimbangan memilih metode mengajar, dan macam-macam metode edukasi.
Yang mana dengan membahas atau mempelajari hal ini kita dapat mengetahui arti metode, cara memilih metode pengajaran, macam-macam metode dan tidak lupa pula kita tahu apa yang dimaksud dengan metode kasih sayang atau lemah lembut.
BAB II
PEMBAHASAN
Metode lemah lembut atau kasih sayang

حدثنا أبو جعفر محمد بن الصباح و أبو بكر بن أبي شيبة وتقارب في لفظ الحديث قال حدثنا اسمعيل بن ابراهيم عن حجاج الصواف عن يحي بن أبي كثير عن هيلال بن أبي ميمونة عن عطاء بن يسار عن معاوية بن الحكم السلمي قال بين أنا أصلى مع رسول الله صلى الله عليه وسلم اذ عطس رجل من القوم فقلت يرحمك الله فرماني القوم بأبصارهم فقلت وثكل أمياه ما شأكم  تنظرون اليّ فجعلوا يضربون بأيدهم على أفخاذهم فلمّا رأيتهم بصمتونني لكني سكتّ فلما صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فبأبي هو وامي ما رايت معلما قبله ولا بعده أحسن تعليما منه فوالله  ما كهرني ولا ضربني ولا شتمني قال انّ هذه الصلاة لا يصلح فيها شيء من كلام الناس انما هو التسبيح والتكبير وقراءة القران[1].

Artinya: Bersumber dari Mu’awiyah bin Al-Hakam As Sulami; dia mengatakan: “Tatkala kami tengah bersembahyang bersama Rasulullah SAW. Mendadak ada seorang laki-laki dari suatu kaum bersin. Serta merta aku menimpali: “Mudah-mudahan Allah merahmatimu”. Tetapi aku lihat orang-orang sama melemparkan pandangan matanya kepadaku. Tentu saja aku merasa risih sendiri dipandangi seperti itu. Dalam hati aku bertanya-tanya mengapa mereka berlaku begitu. Bahkan aku lihat mereka memukul-mukulkan tangannya pada pahanya. Ketika aku balik memandangi mereka, mereka malah mendiamkan saja padaku. Selesai sembahyang, demi ayah dan ibuku! Ternyata aku belum pernah melihat seorang pendidik yang begitu bagus cara pendidikannya melebihi Rasulullah SAW baik sebelum maupun sesudah beliau. Demi Allah, beliau tidak membentakku, tidak memukulku, dan juga tidak mencaci-maki kau. Beliau bersabda dengan nada yang sangat arif bijaksana: “Sesungguhnya dalam sembahyang tidak sepatutnya diisi dengan omong-omongan manusia, karena sesungguhnya sembahyang itu hanya berisikan tasbih, takbir, dan bacaan Al-Qur’an”[2].
Takhrijul Hadits
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya bab مساجد, hadits nomor 33, Imam Abu Dawud bab Shalat hadits nomor 167, Imam An-Nasa’I bab Sahwi hadits nomor 20, Imam Ahmad dalam Musnadnya  hadits nomor 447 dan Ad-Darimi bab Shalat hadits nomor 177[3].
Penjelasan
Islam memberi perhatian khusus terhadap ilmu dan pendidikan, sehingga pahala ilmu dan belajar sangat besar tanpa tandingan. Perintah menuntut ilmu kita juga dapati lewat hadits Nabi SAW seperti      طلب العلم فريضة علي كل مسلم, yang artinya menuntut ilmu adalah kewajiban bagi muslim. Bahkan ada juga hadits yang bunyinya طلب العلم ولو بالصين, artinya tuntutlah ilmu walau ke negri China. Dari hadits ini kita tahu bahwa islam sangat memperhatikan dalam pendidikan, selain hadits anjuran untuk menuntut ilmu juga ada dalam al-Qur’an contohnya surah al-Alaq ayat 1-5  dan surah an-Nahl ayat 43.
Sebelum kita masuk ke pembahasan, maka saya akan jelaskan dulu apa itu metode. Metode berasal dari kata method. Dalam bahasa Indonesia metode artinya cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan[4].
Dalam menggunakan metode harus mempunyai dasar pertimbangan dalam pemilihan metode mengajar. Ada beberapa factor yang harus dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar. Dasar pertimbangan itu bertolak dari factor-faktor:
1.      Berpedoman pada Tujuan
Tujuan adalah keinginan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan interaksi edukatif. Tujuan mampu memberi garis yang jelas dan pasti ke mana kegiatan interaksi edukatif akan dibawa. Tujuan dapat memberikan pedoman yang jelas bagi guru dalam mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka pengajaran, termasuk pemilihan metode mengajar.
Metode mengajar yang guru pilih tidak boleh dipertentangkan dengan tujuan yang telah dirumuskan, tapi metode mengajar yang dipilih itu harus mendukung ke mana kegiatan interaksi edukatif berproses guna mencapai tujuannya. Ketidakjelasan perumusan tujuan akan menjadi kendala dalam pemilihan metode mengajar. Jadi, kejelasan dan kepastian dalam perumusan tujuan memudahkan bagi guru memilih metode mengajar.
2.      Perbedaan Individual Anak Didik
Perbedaan individual anak didik perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Aspek-aspek perbedaan anak didik yang perlu dipegang adalah aspek biologis, intelektual, dan psikologis.
3.      Kemampuan Guru
Kemampuan guru bermacam-macam, disebabkan latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar. Dari latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar akan mempengaruhi bagaimana cara pemilihan metode mengajar baik dan benar.
4.      Sifat Bahan Pelajaran
Setiap mata pelajaran mempunyai sifat masing-masing. Paling tidak sifat mata pelajaran ini adalah mudah, sedang, dan sukar. Ketiga sifat ini tidak bisa diabaikan begitu saja dalam mempertimbangkan pemilihan metode mengajar. Untuk metode tertentu barangkali cocok untuk mata pelajaran tertentu, tetai belum tentu pas untuk mata pelajaran lain. Adalah penting mengenal sifat mata pelajaran sebelum pemilihan metode dilaksanakan.
5.      Situasi Kelas
Situasi kelas adalah sisi lain yang patut diperhatikan dan dipertimbangkan guru ketika akan melakukan pilihan terhadap metode mengajar. Guru yang berpengalaman tahu benar bahwa kelas dari hari ke hari dan dari waktu ke waktu selalu berubah sesuai kondisi psikologis anak didik. Dan hal ini patut diperhitungkan oleh guru dari sudut manapun juga.
6.      Kelengkapan fasilitas
Penggunaan metode perlu dukungan fasilitas. Fasilitas yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik metode mengajar yang akan dipergunakan. Ada metode mengajar tertentu yang tidak dapat dipakai, karena ketiadaan fasilitas di suatu sekolah.
7.      Kelebihan dan Kelemahan Metode
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dua sisi ini perlu diperhatikan guru. Jumlah anak didik di kelas dan kelengkapan fasilitas mempunyai andil tepat tidaknya suatu metode dipergunakan untuk membantu proses pengajaran. Metode yang tepat untuk pengajaran tergantung dari kecermatan guru dalam memilihnya. Penggabungan metode pun tidak luput dari pertimbangan berdasarkan kelebihan dan kelemahan metode yang manapun juga. Pemilihan yang terbaik adalah mencari titik kelemahan suatu metode untuk kemudian dicarikan metode yang dapat menutupi kelemahan metode tersebut[5].
Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sia-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat dan dalam wktu yang relative lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai dampak langsung. Sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang relatif lama dikatakan sebagai dampak pengiring. Macam-macam Metode Interaksi Edukatif:
1.      Metode proyek
Metode proyek atau unit ialah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Atau metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
2.      Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah metode pemberian kesempatan pada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
3.      Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat. Pemberian tugas biasanya dikaitkan dengan resitasi. Resitasi adalah suatu persoalan yang bergayut dengan masalah pelaporan anak didik setelah mereka selesai mengerjakan suatu tugas. Tugas yang diberikan bermacam-macam, tergantung dari kebijakan guru, yang penting adalah tujuan pembelajaran tercapai.
4.      Metode Diskusi
Diskusi adalah memberikan alternative jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang aka  didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
5.      Metode Bermain Peran
Metode ini ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melaui pengembangan dan penghayatan anak didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan oleh anak didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Dengan kegiatan memerankan ini akan membuat anak didik lebih meresapi perolehannya. Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menarik kesimpulan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.
6.      Metode Sosiodrama
Metode ini adalah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (kehidupan social). Seperti metode bermain peran, dalam metode sosiodrama anak didik dibina agar terampil mendramatisasikan atau mengekspresikan sesuatu yang dihayati. Ketika sosiodrama berlangsung, penggunaan lembar pengamatan perlu diperhatikan untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
7.      Metode Demonstrasi
Demonstrasi ialah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki guru lebih aktif daripada anak didik. Karena memang gurulah yang memperlihatkan sesuatu kepada anak didik. Guru yang melakukan kegiatan memperagakan suatu proses dan kerja suatu benda, misalnya bagaimana cara menggunakan kompor, bel listrik, penggunaan gunting dan lainnya.
8.      Metode Karyawisata
Metode ini ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran oleh para anak didik denga jalan membawa mereka langsung ke objek yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata, agar mereka dapat mengamati atau mengalami secara langsung.
9.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menginterpretasi, mengklasifikasi, membuat kesimpulan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.
Penggunaan metode tanya jawab bermaksud memotivasi anak didik untuk bertanya selam proses belajar mengajar, atau guru yang bertanya (mengajukan pertanyaan) dan anak-anak menjawabnya.
10.  Metode Latihan
Metode ini disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.
11.  Metode Bercerita
Metode bercerita ialah cara mengajar dengan bercerita. Pada hakikatnya metode bercerita sama dengan metode ceramah. Karena informasi disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari seseorang kepada orang lain.
12.  Metode Ceramah
Metode ceramah ialah metode yang boleh dikatakan metode tradisional. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif[6].
Dari penjelasan diatas kita sudah tahu apa itu metode, dasar pertimbangan memilih metode mengajar, dan macam-macam metode. Sekarang kita masuk kedalam pembahasan yaitu metode lemah lembut atau kasih sayang. Jadi, metode lemah lembut atau kasih sayang adalah metode pendidikan atau cara mendidik anak atau individu atau orang banyak dengan kasih sayang serta dengan kelembutan.
Jadi disini saya menyimpulkan dari isi kandungan hadits Nabi Muhammad SAW tersebut dengan metode pendidikan sekarang, kita bisa melakukan pengajaran dengan lemah lembut dan kasih sayang juga. Dengan cara mengintegrasikan antara komponen metode pendidikan sekarang dan sopan santun, pengertian, lemah lembut kepada peserta didik atau siapa pun yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Kalau di dalam agama islam hal ini bisa kita pelajari dalam pelajaran akhlak atau adab.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya bab مساجد, dan imam-mam lainnya. Islam memberi perhatian khusus terhadap ilmu dan pendidikan.
Metode artinya cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam menggunakan metode harus mempunyai dasar pertimbangan dalam pemilihan metode mengajar. Ada beberapa factor yang harus dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar. Dasar pertimbangan itu bertolak dari factor-faktor:
-          Berpedoman pada Tujuan                                          - Situasi kelas       
-          Perbedaan Individual Anak Didik                            - Kelengakapan fasilitas
-          Kemampuan Guru                                                     - Kelebihan dan kelemahan metode
-          Sifat Bahan Pelajaran
Macam-macam Metode Interaksi Edukatif:
-          Metode proyek                                                          - Metode Demonstrasi
-          Metode eksperimen                                                   - Metode Karyawisata
-          Metode Pemberian Tugas dan Resitasi                      - Meode Tanya Jawab
-          Metode Diskusi                                                         - Metode Latihan
-          Metode Bermain Peran                                              - Metode Bercerita
-          Metode Sosiodrama                                                   - Metode Ceramah
Metode lemah lembut atau kasih sayang adalah metode pendidikan atau cara mendidik anak atau individu atau orang banyak dengan kasih sayang serta dengan kelembutan.
DAFTAR PUSTAKA

-          Muslim, Shahih Muslim, (Tth, Ttd, Tt), Jilid 1,
-          KH. Adib Bisri Musthofa, Tarjamah Shahih Muslim, (Semarang: CV. Asy-Syifa, 1992), Ct 1,
-          Mu’jamul Mufakhrasy, (Tth, Ttd, Tt), Jilid 4,
-          Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
-         Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interkasi Edukatif, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2000), Ct. ke-1


[1] Muslim, Shahih Muslim, (Tth, Ttd, Tt), Jilid 1, h. 381
[2] KH. Adib Bisri Musthofa, Tarjamah Shahih Muslim, (Semarang: CV. Asy-Syifa, 1992), Ct 1, h. 645-646
[3]Mu’jamul Mufakhrasy, (Tth, Ttd, Tt), Jilid 4, h. 259
[4] Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 580-581
[5] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interkasi Edukatif, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2000), Ct. ke-1, h. 191-193
[6] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interkasi Edukatif, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2000), Ct. ke-1, h. 195-205

Tidak ada komentar:

Posting Komentar