BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan sangatlah penting bagi kita semua, baik itu anak-anak,
remaja, orang dewasa, dan orang yang lanjut usia. Di dalam pendidikan banyak
terdapat aturan-aturan atau unsur-unsur yang harus dilakukan untuk melakukan
pendidikan. Salah satunya metode, metode yang dibicarakan disini adalah metode
lemah lembut atau kasih sayang yang dikutip dari hadits Nabi Muhammad SAW yang
berkenaan tentang hal tersebut. Mengenai pembahasan yang lebih lanjut akan saya
bahas di dalam makalah ini yang rumusan masalahnya yaitu:
-
Matan
hadits beserta artinya
-
Takhrijul
haditsnya
-
Penjelasan
yang meliputi arti metode, dasar-dasar
pertimbangan memilih metode mengajar, dan macam-macam metode edukasi.
Yang mana dengan membahas atau mempelajari hal ini kita dapat mengetahui
arti metode, cara memilih metode pengajaran, macam-macam metode dan tidak lupa
pula kita tahu apa yang dimaksud dengan metode kasih sayang atau lemah lembut.
BAB II
PEMBAHASAN
Metode lemah lembut atau kasih sayang
حدثنا أبو جعفر محمد بن الصباح و أبو بكر بن أبي
شيبة وتقارب في لفظ الحديث قال حدثنا اسمعيل بن ابراهيم عن حجاج الصواف عن يحي بن
أبي كثير عن هيلال بن أبي ميمونة عن عطاء بن يسار عن معاوية بن الحكم السلمي
قال بين أنا أصلى مع رسول الله صلى الله عليه وسلم اذ عطس رجل من القوم فقلت يرحمك
الله فرماني القوم بأبصارهم فقلت وثكل أمياه ما شأكم تنظرون اليّ فجعلوا يضربون بأيدهم على أفخاذهم
فلمّا رأيتهم بصمتونني لكني سكتّ فلما صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فبأبي هو
وامي ما رايت معلما قبله ولا بعده أحسن تعليما منه فوالله ما كهرني ولا ضربني ولا شتمني قال انّ هذه
الصلاة لا يصلح فيها شيء من كلام الناس انما هو التسبيح والتكبير وقراءة القران[1].
Artinya: Bersumber dari Mu’awiyah bin Al-Hakam As Sulami; dia
mengatakan: “Tatkala kami tengah bersembahyang bersama Rasulullah SAW. Mendadak
ada seorang laki-laki dari suatu kaum bersin. Serta merta aku menimpali: “Mudah-mudahan
Allah merahmatimu”. Tetapi aku lihat orang-orang sama melemparkan pandangan
matanya kepadaku. Tentu saja aku merasa risih sendiri dipandangi seperti itu.
Dalam hati aku bertanya-tanya mengapa mereka berlaku begitu. Bahkan aku lihat
mereka memukul-mukulkan tangannya pada pahanya. Ketika aku balik memandangi
mereka, mereka malah mendiamkan saja padaku. Selesai sembahyang, demi ayah dan
ibuku! Ternyata aku belum pernah melihat seorang pendidik yang begitu bagus
cara pendidikannya melebihi Rasulullah SAW baik sebelum maupun sesudah beliau.
Demi Allah, beliau tidak membentakku, tidak memukulku, dan juga tidak
mencaci-maki kau. Beliau bersabda dengan nada yang sangat arif bijaksana:
“Sesungguhnya dalam sembahyang tidak sepatutnya diisi dengan omong-omongan
manusia, karena sesungguhnya sembahyang itu hanya berisikan tasbih, takbir, dan
bacaan Al-Qur’an”[2].
Takhrijul Hadits
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya
bab مساجد, hadits nomor 33, Imam Abu Dawud bab Shalat hadits nomor 167, Imam
An-Nasa’I bab Sahwi hadits nomor 20, Imam Ahmad dalam Musnadnya hadits nomor 447 dan Ad-Darimi bab Shalat
hadits nomor 177[3].
Penjelasan
Islam memberi
perhatian khusus terhadap ilmu dan pendidikan, sehingga pahala ilmu dan belajar
sangat besar tanpa tandingan. Perintah menuntut ilmu kita juga dapati lewat
hadits Nabi SAW seperti طلب
العلم فريضة علي كل مسلم,
yang artinya
menuntut ilmu adalah kewajiban bagi muslim. Bahkan ada juga hadits yang
bunyinya طلب
العلم ولو بالصين, artinya tuntutlah ilmu walau ke
negri China. Dari hadits ini kita tahu bahwa islam sangat memperhatikan dalam
pendidikan, selain hadits anjuran untuk menuntut ilmu juga ada dalam al-Qur’an
contohnya surah al-Alaq ayat 1-5 dan
surah an-Nahl ayat 43.
Sebelum kita
masuk ke pembahasan, maka saya akan jelaskan dulu apa itu metode. Metode
berasal dari kata method. Dalam bahasa Indonesia metode artinya cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, atau cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan[4].
Dalam
menggunakan metode harus mempunyai dasar pertimbangan dalam pemilihan metode
mengajar. Ada beberapa factor yang harus dijadikan dasar pertimbangan pemilihan
metode mengajar. Dasar pertimbangan itu bertolak dari factor-faktor:
1.
Berpedoman pada Tujuan
Tujuan adalah keinginan yang hendak
dicapai dalam setiap kegiatan interaksi edukatif. Tujuan mampu memberi garis
yang jelas dan pasti ke mana kegiatan interaksi edukatif akan dibawa. Tujuan
dapat memberikan pedoman yang jelas bagi guru dalam mempersiapkan segala
sesuatunya dalam rangka pengajaran, termasuk pemilihan metode mengajar.
Metode mengajar yang guru pilih
tidak boleh dipertentangkan dengan tujuan yang telah dirumuskan, tapi metode
mengajar yang dipilih itu harus mendukung ke mana kegiatan interaksi edukatif
berproses guna mencapai tujuannya. Ketidakjelasan perumusan tujuan akan menjadi
kendala dalam pemilihan metode mengajar. Jadi, kejelasan dan kepastian dalam
perumusan tujuan memudahkan bagi guru memilih metode mengajar.
2.
Perbedaan Individual Anak Didik
Perbedaan individual anak didik
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Aspek-aspek perbedaan
anak didik yang perlu dipegang adalah aspek biologis, intelektual, dan
psikologis.
3.
Kemampuan Guru
Kemampuan guru bermacam-macam,
disebabkan latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar. Dari latar
belakang pendidikan dan pengalaman mengajar akan mempengaruhi bagaimana cara
pemilihan metode mengajar baik dan benar.
4.
Sifat Bahan Pelajaran
Setiap mata pelajaran mempunyai
sifat masing-masing. Paling tidak sifat mata pelajaran ini adalah mudah,
sedang, dan sukar. Ketiga sifat ini tidak bisa diabaikan begitu saja dalam
mempertimbangkan pemilihan metode mengajar. Untuk metode tertentu barangkali
cocok untuk mata pelajaran tertentu, tetai belum tentu pas untuk mata pelajaran
lain. Adalah penting mengenal sifat mata pelajaran sebelum pemilihan metode
dilaksanakan.
5.
Situasi Kelas
Situasi kelas adalah sisi lain yang
patut diperhatikan dan dipertimbangkan guru ketika akan melakukan pilihan
terhadap metode mengajar. Guru yang berpengalaman tahu benar bahwa kelas dari
hari ke hari dan dari waktu ke waktu selalu berubah sesuai kondisi psikologis
anak didik. Dan hal ini patut diperhitungkan oleh guru dari sudut manapun juga.
6.
Kelengkapan fasilitas
Penggunaan metode perlu dukungan
fasilitas. Fasilitas yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik metode
mengajar yang akan dipergunakan. Ada metode mengajar tertentu yang tidak dapat
dipakai, karena ketiadaan fasilitas di suatu sekolah.
7.
Kelebihan dan Kelemahan Metode
Setiap metode mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Dua sisi ini perlu diperhatikan guru. Jumlah anak didik di
kelas dan kelengkapan fasilitas mempunyai andil tepat tidaknya suatu metode
dipergunakan untuk membantu proses pengajaran. Metode yang tepat untuk
pengajaran tergantung dari kecermatan guru dalam memilihnya. Penggabungan metode
pun tidak luput dari pertimbangan berdasarkan kelebihan dan kelemahan metode
yang manapun juga. Pemilihan yang terbaik adalah mencari titik kelemahan suatu
metode untuk kemudian dicarikan metode yang dapat menutupi kelemahan metode
tersebut[5].
Metode mengajar
yang digunakan guru hampir tidak ada yang sia-sia, karena metode tersebut
mendatangkan hasil dalam waktu dekat dan dalam wktu yang relative lama. Hasil
yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai dampak langsung. Sedangkan hasil
yang dirasakan dalam waktu yang relatif lama dikatakan sebagai dampak
pengiring. Macam-macam Metode Interaksi Edukatif:
1. Metode
proyek
Metode proyek atau unit ialah cara
penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas
dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan
dan bermakna. Atau metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan
kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari
sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
2. Metode
Eksperimen
Metode Eksperimen adalah metode
pemberian kesempatan pada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan.
3. Metode
Pemberian Tugas dan Resitasi
Pemberian tugas adalah suatu
pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.
Pemberian tugas biasanya dikaitkan dengan resitasi. Resitasi adalah suatu persoalan
yang bergayut dengan masalah pelaporan anak didik setelah mereka selesai
mengerjakan suatu tugas. Tugas yang diberikan bermacam-macam, tergantung dari
kebijakan guru, yang penting adalah tujuan pembelajaran tercapai.
4. Metode
Diskusi
Diskusi adalah memberikan
alternative jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan.
Dengan catatan persoalan yang aka
didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
5. Metode
Bermain Peran
Metode ini ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melaui
pengembangan dan penghayatan anak didik. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan oleh anak didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda
mati. Dengan kegiatan memerankan ini akan membuat anak didik lebih meresapi
perolehannya. Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan mengamati,
menarik kesimpulan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.
6. Metode
Sosiodrama
Metode ini adalah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada
anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat (kehidupan social). Seperti metode bermain peran,
dalam metode sosiodrama anak didik dibina agar terampil mendramatisasikan atau
mengekspresikan sesuatu yang dihayati. Ketika sosiodrama berlangsung,
penggunaan lembar pengamatan perlu diperhatikan untuk mengetahui pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
7. Metode
Demonstrasi
Demonstrasi ialah suatu metode yang
digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki guru lebih aktif
daripada anak didik. Karena memang gurulah yang memperlihatkan sesuatu kepada
anak didik. Guru yang melakukan kegiatan memperagakan suatu proses dan kerja suatu
benda, misalnya bagaimana cara menggunakan kompor, bel listrik, penggunaan
gunting dan lainnya.
8. Metode
Karyawisata
Metode ini ialah suatu cara
penguasaan bahan pelajaran oleh para anak didik denga jalan membawa mereka
langsung ke objek yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan
nyata, agar mereka dapat mengamati atau mengalami secara langsung.
9. Metode
Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh
anak didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangkan keterampilan
mengamati, menginterpretasi, mengklasifikasi, membuat kesimpulan, menerapkan,
dan mengkomunikasikan.
Penggunaan metode tanya jawab
bermaksud memotivasi anak didik untuk bertanya selam proses belajar mengajar,
atau guru yang bertanya (mengajukan pertanyaan) dan anak-anak menjawabnya.
10. Metode
Latihan
Metode ini disebut juga metode
training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu. Juga, sebagai sarana memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain
itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan,
kesempatan dan keterampilan.
11. Metode
Bercerita
Metode bercerita ialah cara mengajar
dengan bercerita. Pada hakikatnya metode bercerita sama dengan metode ceramah.
Karena informasi disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari
seseorang kepada orang lain.
12. Metode
Ceramah
Metode ceramah ialah metode yang
boleh dikatakan metode tradisional. Karena sejak dulu metode ini telah
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam
interaksi edukatif[6].
Dari penjelasan
diatas kita sudah tahu apa itu metode, dasar pertimbangan memilih metode
mengajar, dan macam-macam metode. Sekarang kita masuk kedalam pembahasan yaitu
metode lemah lembut atau kasih sayang. Jadi, metode lemah lembut atau kasih
sayang adalah metode pendidikan atau cara mendidik anak atau individu atau
orang banyak dengan kasih sayang serta dengan kelembutan.
Jadi disini
saya menyimpulkan dari isi kandungan hadits Nabi Muhammad SAW tersebut dengan
metode pendidikan sekarang, kita bisa melakukan pengajaran dengan lemah lembut
dan kasih sayang juga. Dengan cara mengintegrasikan antara komponen metode
pendidikan sekarang dan sopan santun, pengertian, lemah lembut kepada peserta
didik atau siapa pun yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Kalau di dalam
agama islam hal ini bisa kita pelajari dalam pelajaran akhlak atau adab.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya
bab مساجد, dan imam-mam lainnya. Islam memberi perhatian khusus terhadap ilmu
dan pendidikan.
Metode
artinya cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, atau
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam menggunakan metode harus mempunyai dasar
pertimbangan dalam pemilihan metode mengajar. Ada beberapa factor yang harus
dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar. Dasar pertimbangan itu
bertolak dari factor-faktor:
-
Berpedoman pada Tujuan -
Situasi kelas
-
Perbedaan Individual Anak Didik -
Kelengakapan fasilitas
-
Kemampuan Guru -
Kelebihan dan kelemahan metode
-
Sifat Bahan Pelajaran
Macam-macam
Metode Interaksi Edukatif:
-
Metode proyek -
Metode Demonstrasi
-
Metode eksperimen -
Metode Karyawisata
-
Metode Pemberian Tugas dan Resitasi -
Meode Tanya Jawab
-
Metode Diskusi -
Metode Latihan
-
Metode Bermain Peran -
Metode Bercerita
-
Metode Sosiodrama -
Metode Ceramah
Metode lemah
lembut atau kasih sayang adalah metode pendidikan atau cara mendidik anak atau
individu atau orang banyak dengan kasih sayang serta dengan kelembutan.
DAFTAR PUSTAKA
-
Muslim,
Shahih Muslim, (Tth, Ttd, Tt), Jilid 1,
-
KH.
Adib Bisri Musthofa, Tarjamah Shahih Muslim, (Semarang: CV. Asy-Syifa,
1992), Ct 1,
-
Mu’jamul
Mufakhrasy, (Tth, Ttd, Tt), Jilid 4,
-
Kamus
Besar Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989),
-
Drs.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interkasi Edukatif,
(Jakarta; PT Rineka Cipta, 2000), Ct. ke-1
[1] Muslim, Shahih
Muslim, (Tth, Ttd, Tt), Jilid 1, h. 381
[2] KH. Adib Bisri
Musthofa, Tarjamah Shahih Muslim, (Semarang: CV. Asy-Syifa, 1992), Ct 1,
h. 645-646
[5] Drs. Syaiful
Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interkasi Edukatif, (Jakarta;
PT Rineka Cipta, 2000), Ct. ke-1, h. 191-193
[6] Drs. Syaiful
Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interkasi Edukatif, (Jakarta;
PT Rineka Cipta, 2000), Ct. ke-1, h. 195-205
Tidak ada komentar:
Posting Komentar