BAB I
PENDAHULUAN
Bimbingan-konseling merupakan kegiatan berupa bimbingan yang digunakan
untuk membantu individu atau kelompok agar bisa menjadi lebih baik dari
sebelumnya, baik dia terkena dalam masalah atau tidak.
Di dalam makalah ini akan kami bahas tentang perlunya data, teknik
pengumpulan data (tes dan nontes), serta teknik pengolahan data dan kartu
pribadi dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Adapaun rumusan makalah ini yaitu:
1.
Pengertian
2.
Jenis Data
3.
Teknik Pengumpulan Data
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan nasih
memelukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar,
suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun symbol-simbol lainnya yang bias
kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian, ataupun
suatu konsep[1].
B.
Jenis Data
Pada dasarnya data ada
dua jenis data yang perlu dikumpulkan dalam pelayanan BK yang efektif dan
efesien, yaitu:
1.
Data Pribadi
Data pribadi adalah
berupa data perorangan, yaitu yang dikumpulkan dari masing-masing peserta
didik. Dari data pribadi dapat diperoleh pemahaman tentang keunikan pribadi
masing-masing peserta didik.
Untuk memperoleh
pemahaman yang utuh tentang keunikan pribadi setiap peserta didik diperlukan
data sebagai berikut:
a.
Data kenal diri (nama,
jenis kelamin, temoat dan tanggal lahir, dan lain sebagainya).
b.
Data tentang keluarga
(orang tua, jumlah saudara, keadaan social, ekonomi dan lain sebagainya).
c.
Data tentang perkembangan
dan kesehatan (perkembangan phisik dan psikis).
d.
Data tentang pendidikan dan
hasil belajar (riwayat sekolah, angka rapor dan sebagaiya).
e.
Data tentang kecerdasan,
bakat, minat aspirasi dan cita-cita.
f.
Data tentang keadaan
lingkungan, kegiatan luar sekolah, penyesuaian sosila, nilai-nilai dan sikap.
g.
Data tentang kematangan
emosional dan kebiasaan sehari-hari.
h.
Data tentang
masalah-masalah yang dihadapi.
Data pribadi, ini dapat dikelompokkan sehinga dengan demikian dapat
dikumpulkan suatu data kelompok. Dari data kelompok ini dapat diketahui
kecenderungan umum yang terdapat di dalam suatu kelompok, selain dari pada
kedudukan seseorang individu dalam kelompoknya.
2.
Data Lingkungan
Data lingkungan ini berguna untuk sebagai informasi dan penjelasan kepada
para peserta didik, selain itu diperlukan untuk membantu peserta didik dalam
proses penyesuaian.
Adapun data lingkungan yang perlu dikumpulkan, meliputi:
a.
Data tentang informasi
pendidikan meliputi jenis program, kurikulum, system belajar dan sebagainya.
b.
Data tentang informasi
jabatan/pekerjaan, meliputi jenis-jenis jabatan, kesempatan dan syarat-syarat
bekerja dan lain sebagainya.
c.
Data tentang lingkungan
social, meliputi adat istiadat, norma dan nilai-nilai, lembaga atau organisasi
social dan lain sebagainya.
Jadi data lingkungan ini berguna sebagai pemberi informasi jelas kepada
para peserta didiknya, sehingga para peserta didik dapat terhindar dari
keraguan, kesulitan dan perbuatan tercela[2].
C.
Sumber Data
Adapun sumber-sumber data yang dapat dihubungi oleh pembimbing yaitu:
1.
Kepala Sekolah
2.
Walil Kepala Sekolah
3.
Coordinator Bimbingan dan
Konseling
4.
Konselor Sekolah
5.
Gur Mata Plajaran
6.
Personel Sekolah Lainnya
7.
Siswa dan Teman Terdekatnya
8.
Orangtu dan Masyarakat
9.
Para Ahli dan
Lembaga-lebaga Terkait[3]
Adapaun dibawah ini adalah sumber data yang dikategorikan sebagai sumber
data langsung sampai ke sumber data yang tak langsung yaitu sebagagi berikut:
1.
Sumber data yang paling
awal adalah peserta didik tersebut
2.
Orang-orang yang plaing
dekat dan paling bertanggung jawab terhadap individu yang bersnagkutan,
misalnya guru/dosen, wali kelas, kepala sekolah, penasehat akademis, ketua
jurusan, dekan dan lian sebagainya.
3.
Orang-orang yang dekat
dengan individu tapi tidak brtanggung jawab dengan dia seperti teman-temannya,
pengasuh, anggota keluarga dan lain-lain.
4.
Orang-orang yang agak jauh
hubungannya dengan individu akan tetapi dapat membri keterangan tentang
individu tersebut seperti tetangga, pegawai tata usaha, sekolah, dokter,
kepalal desa dan lain sebagainya.
5.
Lembaga-lembaga diluar
sekolah dan rumah tangga seperti rumah sakit, kantor polisi, masjid,
perkumpulan-perkumpulan pemuda, organisasi pemuda dan lain sebagainya[4].
D.
Teknik Pengumpulan
Data
Secara umum teknik pengumpulan data dapat dilakukan secara tes dan
nontes.
1.
Teknik Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh
informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan psikologis
seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan
suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diukur.
Alat tes yang digunakan untuk pengumpulan data (himpunan data) harus yang
distandardisasikan (stantardizet test) dalam arti cara penyelenggaraan
tes, cara pemeriksaannya, dan penentuan norma penafsirannya seragam. Selain itu
juga harus memiliki validitas dalam arti ada kesesuain antar apa yang
diukur (diteliti) dalam tes dengan aspek yang direncanakan untuk diukur melalui
tes tersebut. Alat tes yang digunakan dalam himpunan data juga harus memiliki
reliabilitas dalam arti ada keajegan
dalam hasil yang diperoleh apabila seseorang mengerjakan suatu tes pada waktu
yang berlainan.
Tes sebagai alat pengumpulan data digunakan dengan tujuan untuk:
a) memperkirakan (prediktif) tentang taraf prestasi atau corak perilaku
di kemudian hari. b) mengadakan seleksi untuk menerima atau menempatkan individu
pada posisi tertentu. c) mengadakan klasifikasi untuk menentukan dalam kelompok
mana seseorang sebaiknya dimasukan untuk mengikuti suatu program pendidikan
tertentu, bekerja dalam jabatan tertentu, atau dikenai program rehabilitasi
tertentu,. d) mengadakan evaluasi tentang program-program studi, proses
pembelajaran, dan lain sebagainya.
Tes yang digunakan dalam himpunan data ada beberapa macam:
a.
Tes hasil belajar (achievement
tes)
Tes ini digunakan untuk mengukur apa yang telah dipelajarioleh siswa di
berbagai mata pelajaran. Tes hasil belajar ada beberapa macam antara lain tes
kompotensi (competency tes) ; yaitu tes yang mengukur taraf penguasaan
dalam keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Selain itu ada tes diagnostik (diagnostic tes), yaitu tes untuk mengukur
atau mencari sebab-sebab timbulnya kesulitan pada siswa dalam mata pelajaran
tertentu.
b.
Tes kemampuan khusus
(Tes of Specific Ability )
Tes ini digunakan untuk mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil
dalam mata pelajaran tertentu, program pendidikan vokasional tertentu, atau bidang karier tertentu. Tes ini
lingkupnya lebih terbatas dari kemampuan intelektual.
c.
Tes minat (Tes of
Vocational)
Tes ini digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan apa yang paling
diminati siswa. Selain itu, juga untuk membantu siswa dalam memilih jenis
karier yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya.
d.
Tes Perkembangan
vocasional
Tes ini digunakan untuk mengukur taraf perkembangan sesorang(siswa) dalam
hal kesadaran akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan tertentu, memikirkan
hubungan antara memangku suatu jabatan dengan ciri-ciri kepribadiannya serta
tuntutan-tuntutan sosial ekonomis, dan dalam menyusun serta mengimplementasikan
rencana masa depannya sendiri.
e.
Tes Kepribadian
Tes ini digunakan dalam himpunan data untuk mengukur ciri-ciri
kepribadian tertentu pada siswa seperti karakter, temperamen, corak kehidupan
emosinal, kesehatan mental, relasi sosial dengan orang lain dan bidang-bidang
kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Termasuk dalam tes
ini adalah tes tes proyektif yaitu tes untuk mengukur sifat-sifat kepribadian seseorang melalui reaksi-reaksinya terhadap
suatu kisah, gambaran, atau suatu kata.
Tes ini diadministasikan oleh psikolog. Angket kepribadian untuk
mengukur ciri kepribadian seseorang (siswa) melalui analisis-analisis jawaban
tertulis atau sejumlah pertanyaan untuk menentukan suatu pola sikap, motivasi,
dan reaksi emosional yang khas pada seseorang[5].
2.
Teknik Nontes
Yang termasuk alat-alat nontes dalam himpunan data adalah:
a.
Angket tertulis
Angket memuat sejumlah item pertanyaan yang harus dijawab oleh responden
(siswa). Pengumpulan data melalui angket, komunikasi antara pembimbing dengan
siswa dilakukan secara tertulis, sehingga siswa pun menjawab secara tertulis
pula. Dengan perkataan lain, data yang akan dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk
pertanyaan tertulis. Angket ada yang bersifat langsung dan tidak langsung.
b.
Wawancara
Apabila dalam angket komunikasi antara pembimbing dengan siswa dilakukan
secara tertulis, maka dalam wawancara komunikasi dilakukan secara lisan.
Sebagaimana halnya angket, wawancara juga ada yang bersifat langsung dan yang
bersifat tidak langsung. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
wawancara untuk mengumpulkan data siswa adalah: 1) pembimbing hendaknya dapat
menciptakan situasi yang bebas, terbuka dan menyenangkan, sehingga siswa dapat
secara bebas dan terbuka memberikan jawaban (keterangan). 2) pertanyaan yang
diajukan diajukan hendaknya disusun secara sistematis sehingga mudah dipahami
oleh siswa. 3) jawaban atau keterangan yang telah diberikan oleh siswa segera
dicatat[6].
c.
Observasi
Teknik dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara seksama baik secara
langsung maupun tidak lansung terhadap berbagai aktifitas siswa di lingkungan
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah termasuk rumah. Observasi dapat
dilakukan secara partisipatif (terlibat) maupun nonpartisipatif (tidak
terlibat).
d.
Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang ditulis oleh siswa sendiri tentang
riwayat hidupnya. Dengan perkataan lain Otobiografi adalah riwayat hidup atau
catatan-catatan harian yang dibuat sendiri oleh siswa. Teknik ini dilakukan
dengan menyuruh siswa membuat catatan berbagai kejadian (peristiwa) tentang
dirinya baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenagkan, yang sudah
dialami maupun yang sedang terjadi, dan yang masih merupakan cita-cita. Cara
yang sederhana untuk menerapkan teknik ini adalah menyuruh siswa membuat
karangan dengan judul-judul tertentu seperti: masa kecilku, keadaan keluargaku,
pengalaman masa kecilku, bersama orang-orang yang aku sayangi , hari-hari kelam
dalam hidupku, cita-citaku di masa depan, guruku yang kusayangi, dan
topik-topik lain,. Siswa boleh memilih topik di atas sesuai dengan keadaan yang
terjadi atas dirinya.
e.
Anekdot (anecdotal
record)
Catatan anekdot merupakan laporan singkat tentang berbagai kejadian atau
perilaku tentang siswa dan membuat deskrifsi objektif tentang perilaku siswa
pada saat tertentu. Atau merupakan suatu bentuk catatan peristiwa yang dianggap
penting dalam suatu situasi tentang siswa baik bersifat individual maupun
kelompok. Peristiwa tersebut merupakan data bagi siswa yang bersangkutan dan
sangat diperlukan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
mereka. peristiwa-peristiwa itu dapat terjadi secara insedintil tanpa dapat
diramalkan terlebih dahulu.
Catatan anekdot ada dua bentuk, yaitu : 1) catatan anekdot insidentil,
yang digunakan untuk mencatat berbagai peristiwa yang terjadi secara insidentel
baik yang baersifat individu maupun kelompok. 2) catatan anekdot periodik, yang
digunakan untuk mencatat berbagai peristiwa tertentu yang terjadi secara
insidentil dalam suatu periode tertentu.
Catatan anekdot yang baik harus memuat unsur-unsur : nama siswa, tanggal
observasi, tempat observasi, situasi dimana peristiwa atau kejadian
diobservasi, , kelas siswa, deskrifsi singkat tentang tindakan-tindakan yang diamati beserta reaksi orang lain
terhadap perbuatan siswa, apabila diberikan interpretasi, komentar atau
rekomendasi ditulis kolom tersendiri yang terpisaah dari kolom yang membuat
deskrifsi, dan nama pengamat.
f.
Skala penilaian (Rating
scale)
Skala penilain dapat digunakan sebagai pedoman observasi. Skala penilain
merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifat atau sikap yang
dijabarkan dalm bentuk skala. Hampir sama dengan daftar cek, tetapi dalam skala
penilaian aspek yang dicek ditempatkan dalam bentuk skala. Teknik ini sangat
tepat apabila digunakan untuk mengobservasi situasi tertentu secara kualitatif.
Dalam skala penilaian, aspek-aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk
alternatif-alternatif yang masing-masing memiliki skor berlainan.
Skala penilaian dapat dibuat secara deskriftif dan secara numerik. Skala
penilaian deskriftif apabila aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk
alternatif-alternatif pilihan kualitatif seperti sangat sering, sering,
kadang-kadang, jarang, tidak pernah. Atau sangat senang, senang, kurang senang,
tidak senang, sangat tidak senang. Skala penilaian numeris adalah apabila
aspek-aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk alternatif-alternatif
kuantitatif (bilangan).
g.
Sosiometri
Sosiometri merupakan alat (instrumen) untuk mengumpulkan data tentang
hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial siswa. Melalui teknik ini
pembimbing dapat memperoleh data tentang susunan hubungan antar siswa, struktur
hubungan siswa, dan arah hubungan sosialdeskrifsi suasana hubungan sosial yang
diperoleh melalui sosiometri disebut sosiogram. Selain itu juga, pembimbing
juga dapat membuat data sosiometris untuk setiap siswa. Untuk data sosiometris
selanjutnya pembimbing dapat mengetahui frekuensi pemilihan, yaitu banyaknya
siswa yang dipilih, keakraban pergaulan antar siswa, status pilihan atau
penolakan, dan popularitas dalam pergaulan.
Pelaksanaan sosiometri menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Para
siswa diminta untuk memilih satu, dua atau lebih teman yang paling disenangi
dalam kerja sama untuk suatu kegiatan. Jenis kegiatan hendaknya dijelaskan
terlebih dahulu oleh pembimbing. Teman yang dipilih ditulis dalam lembaran
isian sosiometri. 2) Setelah siswa menulis dalm lembarna isian, selanjutnya
dikumpulkan untuk ditabulasi dalam atrik sosiometris. 3) berdasarkan matrik
sosiometris, pembimbing melakukan analisis.
h.
Kunjungan rumah
Kunjungan rumah dilakukan untuk mengenal secara lebih dekat lingkungan
keluarga siswa. Secara psikologis dan social, kunjungan rumah akan menimbulkan
keakraban dan saling pengertian antara pihak sekolah dan madrasah secara umum
dan pembimbing secara khusus dengan orangtua siswa. Kunjungan rumah juga
digunakan untuk memperoleh informasi terutama informasi yang belum diperoleh
secara jelas melalui angket dan wawancara.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pembimbing yang akan melakukan
kunjungan rumah adalah sebagai berikut: 1) Mengadakan persiapan menyangkut
informasi-informasi apa yang akan diperoleh melalui kunjungan rumah. 2)
hindatkan kesan solah-olah diadakan pemeriksaan (inspeksi). Pembimbing harus
menunjukkan sikap ramah dan rendah hati sehingga orang tua mau berbicara secara
terbuka. 3) pastikn bahwa kedatangan pembimbing akan doterima secara baik oleh
orang tua siswa. Kepastian itu bias dipertanyakan kepada siswa yang rumahnya
dikunjungi. Apabila tidak ada kepastian tentang penerimaan oleh orang tua,
sebaiknya kunjungan rumah digunakan.4) kumpulkn informasi yang mencakup: a)
ltak dan keadaan dalam rumah seperti: keadaan fisik rumah, seumber penerangan
dan sebagainya, b) fasilitas belajar yang tersedia bagi siswa, c) kebiasaan
belajar siswa seperti waktu belajar, inisiatif belajar, belajar bersama teman
atau sendirian, d) suasana keluarga seprti corak hubungan antara orang tua
dengan anak, sikap orang tua terhadap sekolah adan madrasah, sikap oramg tua
teman-teman bergaul anak, harapan kedua orang tua terhadap anak, keadaan
ekonomi dan lain sebagainya. e) setelah kembali dari melakukan kunjungan rumah,
pembimbing menyusun laporan singkat tentang informasi yang diperoleh.
i.
Kartu pribadi
Kartu pribadi merupakan suatu catatan yang disusun secara kronologis dan
terus bertambah secara luas karena pnambahan data secara kontinyu. Di dalam
kartu pribadi, termuat adata penting tentang siswa. Dalam konteks
bimbingan-konseling, kartu pribadi merupakan suatu catatan tentang
masing-masing siswa yang disusun selama beberapa waktu dan memuat data yang
signifikasn bagi keperluan bimbingan.
j.
Studi kasus
Studi kasus dapat bermakna suatu teknik mempelajari sorang individu
secara mendalam untuk membantunya memecahkan masalah atau memperoleh
penyesuaian diri lebih baik. Data yang diperoleh melalui studi kasus itulah
yang digunakan untuk menetapkan jenis kesulitan atau masalah yang dialami
individu dan juga menetapkan jenis bantuan atau bimbingan yang dapat diberikan.
Beberapa masalah yang bias dikumpuljan mealui studi kasus adalah: 1)
identitas diri seperti: nama, jenis kelamin, tanggal lahir, alamat, nomor pokok
siswa, dan lain-lain. 2) latar belakang keluarga seperti: jumlah anggota
keluarga, status social keluarga, pekerjaan orang tua, situasi rumah, bantuan
orang tua dan sebagainya. 3) keadaan kesehatan dan pengembangan jasmani,
seperti sakit yang pernah diderita siswa, ciri-ciri jasmani, dan lain sebagainya.
4) latar belakang pendidikan seperti: pengalamn pendidika, hasil belajar, minat
belajar, kegagalan dalam pendidikan dan lain sebagainya. 5) kemapuan dasar
saperti; kecerdasan, bakat, minat, sikap dan lain sebagainya. 6) tinghkah laku
social seperti; latar belakang pergaulan, sikapnya terhadap orang lain, peranan
dalam kelompok social, dan lain sebagainya[7].
BAB
III
SIMPULAN
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan nasih
memelukan adanya suatu pengolahan. Pada dasarnya data ada dua jenis data yang
perlu dikumpulkan dalam pelayanan BK yang efektif dan efesien ada dua yaitu
data pribadi dan data lingkungan.
Secara umum teknik pengumpulan data dapat dilakukan secara tes dan
nontes.
1.
Teknik Tes
Adapun macam-macamnya yaitu:
a.
Tes hasil belajar (achievement
tes)
b.
Tes kemampuan khusus (Tes
of Specific Ability )
c.
Tes minat (Tes of
Vocational)
d.
Tes Perkembangan vocasional
e.
Tes Kepribadian
2.
Teknik Nontes
Adapun teknik nontes pembagiannnya yaitu sebgai berikut:
a.
Angket tertulis
b.
Wawancara
c.
Observasi
d.
Otobiografi
e.
Anekdot (anecdotal
record)
f.
Skala penilaian (Rating
scale)
g.
Sosiometri
h.
Kunjungan rumah
i.
Kartu pribadi
j.
Studi kasus
DAFTAR
PUSTAKA
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
(Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2002),
Flashnet.forumotion.com/t43-pengertian-data-dan informasi.
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:PT. Ciputat Press,
2005), Ct. ke-3,
Tohirin, Bimbingan dan Konsseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasi
Integrasi), (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2007).
[1]Flashnet.forumotion.com/t43-pengertian-data-dan
informasi.
[2]Hallen, Bimbingan
dan Konseling, (Jakarta:PT. Ciputat Press, 2005), Ct. ke-3, h. 89-92
[3]Dewa
Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:PT. Rineka
Cipta, 2002), h. 198
[4]Tohirin,
Bimbingan dan Konsseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasi Integrasi),
(Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h 93-94
[5]Tohirin, Bimbingan
dan Konsseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasi Integrasi), (Jakarta:PT.
RajaGrafindo Persada, 2007), h. 223-225
[6]Ibid,
h. 226
[7]Ibid,
h. 227-234
Tidak ada komentar:
Posting Komentar