Minggu, 08 Juli 2012

Gender


BAB I
PENDAHULUAN
Gender dalam perempuan menimbulkan masalah terutama dalam peran tingkat pekerjaan, perempuan secara alamiah perempuan itu hanyalah sebagai seorang yang mempekerjakan di rumah saja dan wanita tidak boleh bekerja seperti hak-haknya laki-laki.
Dan bukan dari segi itu saja gender dalam perempuan mempunyai corak perbedaan aktifitas dikarenakan perempuan itu mempunyai tenaga yang kurang. Sedangkan laki-laki sebaliknya hal itulah yang melatar belakangi perempuan sebagai perempuan yang tidak sebanding, dan itulah yang melecehkan kaum perempuan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Gender.
Gender dalam tranformasi perempuan. Gender sebagaimana di tatankan oleh Oakley (1972) paham sex gender and society berarti perbedaan yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan dan oleh karena itu secara parmanen berbeda. Sedangkan gender adalah perbedaan perilaku (behavioral differences) antara laki-laki dan perempuan yang di konstruksi secara social, yakni perbedaan yang bukan kodrat atau bukan ketentuan Tuhan melainkan diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses social dan cultural yang panjang. Capian (1987) dalam The Cultural Construction of sexuality menguraikan bahwa perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan tidak sekedar biologis namun melalui proses social dan cultural.
B.     Gender Terhadap Perempuan.
Perbedaan gender (gender role) dan dianggap tidak menimbulkan masalah, maka tak pernah digugat. Jika kalau secara biologis (kodrat) kaum perempuan dengan organ reproduksinya bisa hamil, melahirkan dan menyusui dan mempunyai peran gender sebagai perawat pengasuh dan pendidik anak. Sesungguhnya tidak ada masalah dan tidak perlu digugat. Akan tetapi yang jadi masalah dan perlu digugat oleh manusia yang menggunakan analisis gender adalah struktur “ketidakadilan” yang di timbulkan oleh peran gender dan perbedaan  gender tersebut, dari studi yang di lakukan dengan menggunakan analisis gender ini ternyata banyak ditemukan berbgaai manifiestasi ketidakadilan seperti dalam uraian berikut :
Pertama, terjadi morginalisasi (pemiskinan ekonomi) terhadap kaum perempuan. Meskipun tidak setiap morgonalisasi yang disebabkan oleh perbedaan gender. Misalkan banyak perempuan desa tersingkir dan menjadi miskin akibat program pertanian revolusi hijau yang hanya memfokuskan pada petani laki-laki.
Kedua, terjadinya subordinasi pada salah satu jenis kelamin, umumnya kepada kaum perempuan, dalam rumah tangga, masyarakat maupun Negara, banyak kebijakan dibuat tanpa “menganngap penting” kaum perempuan misalnya anggapan karena perempuan toh nantinya akan kedapur, mengapa harus sekolah tinggi, adalah bentuk subordinasi yang dimaksudkan, bentuk dan mekanisme proses subordinasi terbentuk dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang berbeda. Misalkan dari anggapan perempuan memilki pembawaan “emosional” sehingga dianggap tidak tepat tampil sebagai pemimpin partai atau manajer, adalah proses subordinasi dan diskriminasi berdasarkan gender.
Ketiga adalah pelabeian negative (stereotipa) terhadap jenis kelamin tertentu, dan akibat dari stereotype itu terjadi diskriminasi serta berbagai ketidakadilan lainnya. Dalam masyarakat, banyak sekali stereotype yang dilekatkan dalam kaum perempuan yang berakibat membatasi, mengaitkan, memiskinkan dan merugikan kaum perempuan, karena adanya keyakinan masyarakat bahwa laki-laki adalah nafkah (bread winer) misalkan maka setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karenanya boleh saja dibayar lebih rendah.
Keempat, kekerasan (vionce) terhadap jenis kelamin tertentu. Umumnya perempuan karena perbedaan gender, kekuasaan ini mencakup kekerasan fisik seperti pemerkosaan dan pemakaian sampai kekerasan dalam bentuk lebih halus seperti pelecehan (seksual harassment) dan penciptaan ketergantungan. Banyak sekali kekerasan terhadap perempuan yang terjadi karena adanya stereotype gender.
Kelima karena peran gender, perempuan adalah mengelola rumah tangga, maka banyak perempuan menanggung beban kerja domestic lebih banyak dan lebih lama (bardon) dengan kata lain, peran gender perempuan mengelola, menjaga dan memelihara kerapian tersebut. Telah mengakibatkan tumbuhnya tradisi dan keyakinan masyarakat bahwa mereka harus bertanggung jawab atau terlaksananya keseluruhan pekerjaan domestiknya sosialisasi peran gender tersebut menimbulkan rasa bersalah dalam diri perempuan jika tidak menjalankan tugas domestic tersebut. Sedangkan kaum laki-laki dilarang terlibat dalam pekerjaan domestic beban kerja tersebut menjadi dua kali lipat bagi kaum perempuan yang jaga bekerja diluar rumah.
Semua manifiestasi ketidakadilan gender tersebut saling berkaitan dan secara dialektika saling salling mempengaruhi. Manifiestasi ketidakadilan itu “tersosialisasi” kepada kaum laki-laki dan perempuan secara mantap, yang lambat laun akhirnya dipercaya bahwa peran gender itu seolah-olah merupakan kodrat, lambat laun tercapainya suatu struktur dan system ketidakadilan gender yang “diterima” dan sadar tidak lagi dapat dirasakan ada sesuatu yang salah. Persoalan ini tercampur dengan kepentingan kelas, itulah mengapa justru banyak kaum perempuan kelas menengah terpelajar yang ingin mempertahankan system dan struktur tersebut.


BAB III
PENUTUP
Gender merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap diri seseorang dan juga mempunyai pengaruh dalam diri pribadi seseorang yang utama wanita. Wanita dalam analisis gendernya mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan, tetapi banyak juga wanita mempunyai kesenjangan gender atau ketidakadilan gender dan hal itulah wanita diremehkan dalam melaksanakan aktifitasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar